Sabtu, 30 Desember 2017

Cerita Puja astawa

TERNYATA BEGINILAH NIAT BESAR PUJA ASTAWA DI BALIK VIDEO-VIDEONYA

Puja astawa   Siapa yang gak kenal puja Astawa? Pria yang satu ini selain Fotografer pefesional Dia juga Orang yang humoris.

Akhir-akhir ini Puja Astawa menjadi viral banget di Bali, karena video-videonya yang sangat lucu dan menghibur. Puja Astawa atau juga di sebut @haipuja di instagramnya,  sebenarnya Nama lengkap Beliau adalah Kadek Puja Astawa SE. Yang sekarang sudah booming di media sosial Facebook, instagram dan youtubenya.

Di kutip dari media bahwa niat besar Puja astawa untuk mengubah karakter Orang Bali yang jelek jelek agar sadar dan menjadi Orang yang memiliki karakter yang lebih baik, tidak hanya berfoya foya, berjudi dan minum minuman. Yang sedang dia garap, jika berbicara langsung mungkin susah buat kita, semoga humor yang tiang filmkan, Saudara saudara kita mengerti apa tujuan dan isi fiml ""Tiang niki!!

 KUMPULAN VIDEO VIDEO PUJA ASTAWA BIAR KAMU CEPAT NGERTI


Segitunya Beliau bikin video yang humornya minta ampun, Biar penonton merngerti bukan hanya kelucuuannya saja tapi isi dari video tersebut.
 Puja Astawa pengensemua masyarakat Bali mau saling menghargai antar umat beragama.Puja Aatawa terus membuat berbagai macam video vodeo kereatif agar nantinya dapat mengajarkan pendidikan moral kepada Generasi Muda.

Maklum dari dulu Puja Astawa Hidup melarat banget, makanya semangat dia untuk ngajarin Anak muda ngebet Banget.
Jadi megini curhatannya Puja Astawa yang di kuti media’’

"Tiang hidup lacur uling pidan broo, dari kelas 2 Sd sampai kuliah harus nulungin memek tiang medagang ke peken dari jam 3 pagi sampai menjelang masuk sekolah, nulungin Bapak mencari kayu bakar hanya untuk bertahan hidup, .

"Kebetulan Bapak bekerjanya hanya ngalih kayu bakar hanya untuk bertahan hidup, Sepanjang hidupnya. Samapai saat ini saya sangat menyayangi kedua Orang tua tiang broo, ,Be biase tiang ajake melarat, makanya kalau ada yang coment sok sokan sayang sama Orang tuanya, mengomentarin video tiang yang katanya terlalu kasar atau bentak bentak main pukul, dalam yatti tiang mau jawab ’’’bulhsit""

Karena tiang tau mereka tidak mengalami apa yang tiang alami bersama kakak dan adik tiang. Yang saling bantu sampai saat ini. Kalau tiang inget dengan masa lalu tiang, jegs, , , mekite ngeling. . . Untung lingkungan tiang di Banyuasri sangat luar biasa. Walau berbeda Agama tetep tiang tulungine.,walaupun tidur di emperan rumahnya, , Curhat Puja Astawa..

Beberapa fotos hasil karya Puja Astawa yang bikin kamu menolongo

Puja memang suka Dunia fotografi dan videografi, jadi wajar,.  foto foto di Instagram hai puja mantap habis, Nah Beberapa foto foto Puja yang kami dapat kumpulkan dari IG Haipuja.

 Lihat fotos jadi merasa Bershukur

Jumat, 06 Oktober 2017

Desa hantu

Menyusuri Desa 'Hantu' Dekat Puncak Gunung Agung
VICE TIO ROMPIS
Diterbitkan : 04/10/2017 16:15
LINEfacebooktwitterwhatsappblackberry907 172

Ada 28 desa yang terpaksa ditinggalkan penduduk sekitar lereng Gunung Agung, Bali. Desa-desa tersebut masuk dalam zona merah, yang berjarak 12 kilometer darir kawah. Hingga Selasa (3/10) lalu, ketika fotografer VICE datang ke Desa Besakih, satu dari desa yang dievakuasi, suasana teramat lengang. Mayoritas penduduk mematuhi anjuran pemerintah untuk mengungsi, mengingat erupsi bisa terjadi sewaktu-waktu. Tentu saja, masih ada segelintir yang memilih bertahan.
Gunung Agung, puncak tertinggi yang disucikan warga, kembali menggeliat setelah lebih dari setengah abad tertidur. Kali terakhir Gunung Agung meletus pada 1963, dampaknya sangat merusak. Lebih dari 200 orang tewas, sementara ribuan lainnya terpaksa mengungsi nyaris setahun karena desa-desa kawasan lereng luluh lantak.
Semakin canggihnya teknologi membuat pemerintah tak ingin mengulangi tragedi 1963. Lebih dari 140.000 orang telah mengungsi. Sebagian memang kembali ke desanya, demi mengurus ternak. Namun pemerintah menganggap warga yang nekat pulang tak bijak. Gempa kecil akibat aktivitas vulkanik dalam perut Gunung Agung terus tercatat seismograf dua pekan belakangan. Pakar Vulkanologi mengingatkan warga bahaya bila seseorang tetap bertahan di zona merah.
Fotografer Tio Rumpis masih menemui beberapa orang yang bertahan di desa-desa 'hantu' ketika mengabadikan rangkaian foto berikut. Sebagian dari mereka menyelinap pulang, dari pengungsian, lalu tinggal di rumah. Mereka beralasan, apabila Gunung Agung nantinya meletus, maka mereka akan melarikan diri dengan kendaraan bermotor. Pakar vulkanologi Surono, mengingatkan betapa kelirunya asumsi tersebut. Awan panas dari gunung berapi bisa meluncur dalam kecepatan 400 kilometer per jam. Membumihanguskan apapun yang dilewatinya.
Tiap jam kini serasa berpacu dengan waktu letusan. Tidak ada jaminan wajah desa-desa berikut akan tetap sama sesudah Gunung Agung memuntahkan isi perutnya.

Penolong

TERHARU 😢 KISAH POLISI JAGA RUMAH DAN RAWAT TERNAK WARGA YANG DITINGGAL MENGUNGSI
#nowupdate @denpasarnow

Tidak ada pamrih yang diharapkan oleh anggota Polsek Kubu bernama Bripka I Nyoman Dauh Artawan. Ia hanya melakukan patroli desa yang ditinggal mengungsi dan suatu ketika melihat ternak yang lemas karena ditinggal pemiliknya.

"saya kaget melihat sapi yang sudah lemas dan masih terikat di kandang. Saya langsung carikan air dan berikan makanan supaya sapi tersebut bisa bertahan hidup," kata Bripka Artawan kepada detikcom, Rabu (4/10/2017).

Bripka Artawan pada Selasa (3/10) itu hanya melakukan patroli rutin keliling rumah warga untuk mencegah adanya oknum yang ingin memanfaatkan situasi desa sepi. Hingga ia melintas Desa Tulamben, Kubu, Karangasem, adanya beberapa sapi yang tidak dievakuasi dan dalam kondisi lemas.

"Mudah-mudahan situasi cepat berakhir," ujar Bripka Artawan.

Rerumputan langsung dikumpulkan oleh Bripka Artawan dan air minum juga ditempatkan di sebuah ember yang ia temukan. Lalu ia mendekati sapi lemas tersebut dan rerumputan serta air minum itu langsung disantap tanpa henti.

"Akibat warga mengungsi, Desa Tulamben yang biasanya ramai wisatawan asing untuk diving kini seperti desa mati tak berpenghuni," ucap Bintara Polri alumni Gelombang II tahun 2003 tersebut.

Desa Tulamben yang masuk zona merah sektoral 12 Km dan zona aliran lahar dingin sudah ditinggal sebagian besar penghuninya sejak 22 September 2017 lalu. Bripka Artawan menyatakan ia tetap berada di desa tersebut untuk menjaga keamanan hingga waktunya diperintahkan untuk evakuasi.

"Kita juga tetap siaga, jika sewaktu-waktu Gunung Agung meletus. Jika itu terjadi, kita akan langsung pergi mencari tempat yang aman. Saya menjalankan perintah atasan saya untuk melaksanakan misi kemanusiaan," pungkas Bripka Artawan.

"Apalagi selama status awas Gunung Agung seperti sekarang ini, jajaran Polres tidak ada yang tidak masuk kerja di bawah pimpinan langsung Kapolres Karangasem (AKBP I Wayan Gede Ardana). Beliau yang memimpin langsung giat operasional Polres dan Polsek," ungkapnya.

Perhatian Bripka Artawan terhadap ternak warga yang tidak diungsikan tersebut mendapatkan perhatian Kapolres Karangasem. Atasan Bripka Artawan itu mengapresiasi kinerja Bripka Artawan yang tidak hanya patuh pada perintah tapi juga memiliki semangat kemanusiaan yang tinggi.

"Di saat warga Desa Tulamben meninggalkan rumahnya untuk mengungsi akibat status awas Gunung Agung, Bripka Artawan tetap melaksanakan tugas dan menjalankan perintah atasannya. Perintah ini sesuai apa yang disampaikan Kapolda Bali (Irjen Petrus Reinhard Golose) bahwa masyarakat diminta untuk tidak panik, tetap tenang dan tidak khawatir karena polisi akan menjaga rumah serta hewan ternak milik para warga," kata Ardana terpisah.

Jumat, 18 Agustus 2017

Dirgahayu nkri ku

Buat gue ini adalah salah satu photo terbaik pada Upacara Penurunan Bendera, Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Negara, kemarin sore.

Namanya Frans  . . . (gue lupa nama lengkapnya) dan dia yang pertama kali disebutkan oleh Wapres Jusuf Kalla sebagai peserta dengan kostum nasional terbaik. Dengan gagah dan penuh percaya diri, Frans yang adalah salah satu kepala suku di pedalaman Papua, berjalan, tampil di hadapan publik menuju panggung utama/panggung kehormatan di mana presiden dan wapres dan segenap tamu kehormatan lainnya hadir saat itu.

Secara politis ajang lomba berpakaian nasional pada perayaan kali ini adalah manuver politik cantik dari Presiden Joko Widodo dalam menghadapi gempuran (baca : pemaksaan) budaya asing (baca : Arab) berkedok agama ke dalam kehidupan berbangsa dan bernegara rakyat Indonesia.

Ibarat kata ketika kamu diejek dan dihina-hina, tak perlu kamu marah. Tampilkan semua yang terbaik yang kamu miliki, bersoleklah secantik dan setampan mungkin, bongkar lemari pakaianmu, pilihlah pakaian terbaikmu dan kenakan di depan para penghina itu, persembahkan senyuman simpatik nan menggodamu itu,  lambaikan tangan dan sapa mereka🖐️✋

'' Hello, saya Indonesia.''👊💪😍💪👊

Memukul telak lawan-lawanmu lewat jalur budaya ibarat meng-KO mereka tanpa menimbulkan huru hara atau keributan yang tak perlu.

Bravo pak presiden.

Revolusi mental

Sy memang bukan siapa2 di kementan.. tapi sy sangat merasakan semangatnya pimpinan kita sekarang ini beda.. semangat utk mencapai target demi target tdk hanya utk ketahanan tapi jg kedaulatan pangan.. kita kerja 24 jam, demi memastikan sawah itu ditanam sesuai jadwalnya, tidak hanya eksisting, tapi jg lahan sawah baru, menjamin beras itu tetap ada selama org indonesia makanan pokoknya masih nasi, bukan gorengan. Mencurahkan segala sumber daya, man, money, methode, machine, material, market dan segalanya utk swasembada. Kita tidak lg money follow function, tapi money follow program di setiap aspek perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Di setiap pekerjaan, dituntut apa outcomenya utk masyarakat. Reward dan punishment pun jg kita terima. Jadi bukan pimpinan kita saja yg ga rela kalo ada sebagian pengusaha yg mendapatkan keuntungan dari segala pengorbanan yg kita lakukan utk negara, tapi saya juga ga rela. Mungkin dulu, keberadaan perusahan2 besar seperti ini tidak menjadi masalah. Tapi sekarang beda.. kepentingan utk mewujudkan kedaulatan pangan di atas segala galanya.. status ini sy dedikasikan utk temen2 yg sudah mengorbankan waktu utk keluarga demi bekerja utk negara..

Kawal dana desa

Mendes PDTT Eko Putro Sandjojo

Saya sangat menyesalkan masih terjadi korupsi dana desa. Kalau  korupsi harus ditindak tegas. agar ada efek jera bagi yang lainnya.

Korupsi merupakan kejahatan luar biasa yang harus kita perangi bersama.

Saya ingatkan kepada semua pemangku kepentingan terhadap desa dan dana desa agar tidak main2 lagi dalam pengelolaan dana desa. Karena pemerintah akan mengawasi dengan ketat. Selain oleh aparat penegak hukum dan KPK pemerintah juga mempunyai banyak satgas untuk pengawasan dana desa. Disamping juga pemerintah melibatkan LSM, masyarakat dan media. Jadi setiap penyelewengan dana desa sekarang pasti akan dapat dengan mudah diketahui. Jadi jangan main2 lagi dalam pengelolaan dana desa

Saya juga berharap kepada masyarakat untuk tidak takut untuk melaporkan setiap indikasi penyelewengan dana desa kepada Satgas Dana Desa pada call center kami di 1500040. Pemerintah pasti akan menindak lanjuti setiap laporan tersebut.

Pengawasan dana desa akan lebih efektif dengan bantuan pengawasan dari masyarakat.

Kejadian di Pamekasan berawal dari laporan pendamping desa ke penegak hukum terhadap adanya indikasi penyelewengan dana desa.

Ini bukan menjadi kejadian yang terakhir kalau praktek2 penyelewengan masih dijalankan. Pemerintah akan tegas dan akan melakukan tindakan penegakan hukum.

Untuk para kepala desa yang sudah kerja benar juga jangan takut. Kalau ada yang menggagu dengan mencari2 kesalasan, laporkan ke satgas dana desa di 1500040. Pemerintah akan mendampingi dan melakukan advokasi kepada anda semua.

Saya mengapresiasi KPK yang menangani kasus ini dengan cepat sehingga tdk terjadi pembiaran sehimgga bisa dapat menjadi pelajaram bagi pemangku desa lainnya agar tidak main2 dalam mengelola dana desa.

Eko Putro Sandjojo
Menteri Desa PDTT

#KawalDanaDesa #AyoBangunDesa #DesaMembangun #SatgasDanaDesa

Mimpi berdesa

Sebelum bermimpi untuk mewujudkan negara yang maju, sepantasnya kita melirik ke dalam sebuah pelosok dimana para masyarakat memulai kehidupan sehari-harinya. Maksudnya adalah desa. Di sinilah benih penggerak roda pemerintahan tumbuh berkembang. Untuk apa kita berbicara dan berangan-angan terlalu tinggi, jika desa saja tidak mampu dibenahi dalam artian pembangunan yang lebih baik?

Umumnya selama ini, desa dikuasai oleh peutuha-peutuha yang memang kondisi fisiknya sudah tua. Jarang sekali anak muda diberi kesempatan untuk menjabat dalam struktur pemerintahan desa. Hal ini terjadi bukan tanpa alasan, mulai dari kurangnya kepercayaan masyarakat karena merasa orang yang lebih tua sudah sangat mampu, enggan menunduk di bawah pimpinan yang lebih muda dan berbagai alasan lainnya. Pemikiran-pemikiran semacam ini harus segera dienyahkan dari pola pikir masyarakat desa.

Desa, di satu sisi secara yuridis diakui sebagai sebuah pemerintahan yang memiliki wilayah, kewenangan dan yang paling dekat dengan masyarakat. Oleh karena itu, sangat penting peran pemuda dalam pengelolaan berbagai aktivitas di desa. Sebagai generasi yang energik dan berkualitas sudah sepatutnya berjuang bersama-sama guna membangun eksistensi dan kekuatan desa yang lebih baik. Selain itu modal sosial seperti rasa kebersamaan, keswadayaan, dan kegotong-royongan harus diperkuatkan dalam lingkungan masyarakat. Karena momen seperti itu sangat penting untuk menjalin komunikasi dan relasi antarmasyarakat.

Pada dasarnya, secara sosiologis anak muda identik dengan pencarian jati diri, kritis, daya kreativitas tinggi, keingintahuan yang besar, dan spontan. Hal itu tidak bisa dimungkiri dari jiwa generasi muda kita sekarang. Hanya saja penting bagi masyarakat untuk memberi kesempatan dan mengorganisasi kelompok muda ini agar menjadi suatu kekuatan dalam perubahan politik, ekonomi dan budaya yang lebih baik. Latar belakang pendidikan sangat mempengaruhi kemajuan dalam pembangunan desa. Saya sangat setuju, jika perangkat desa diduduki oleh tokoh-tokoh muda yang memilki kualitas pengetahuan bagus. Minimal, tamatan SMA menjadi pertimbangan dalam pemilihan kepala desa, kapala dusun dan perangkat lainnya seperti tuha peut. Alangkah lebih baik jika memang ada generasi muda yang mempunyai ijazah sarjana, apakah lulusan Hukum, Ilmu administrasi Negara, dan sebagainya dimana mereka yang sudah dibekali dengan ilmu-ilmu dalam mengelola kepemerintahan. Dengan demikian, untuk mewujudkan perubahan dalam kemajuan desa akan lebih efektif meskipun tidak spontan, yaitu perlu adanya berbagai proses dalam pencapaian yang diinginkan.

Nah, mengapa perangkat desa harus diduduki oleh kaum muda yang terpelajar? Jelas kita lihat beberapa kemajuan dalam diri generasi muda, seperti kemampuan dalam mengakses teknologi canggih. Umumnya peutuha di gampong yang menjabat sebagai aparatur desa tidak memiliki kelebihan ini, sementara di era sekarang teknologi telah memberikan kemudahan dalam mengakses berbagai hal yang positif. Banyak generasi muda yang melahirkan inisiatif kreatif dan mereka memanfaatkan media sosial sebagai medium komunikasi. Ada yang berangkat dari isu sosial, hobi dan minat, pengalaman, dan sebagainya. Ragam inisiatif yang lahir dari anak-anak muda itu dapat dipraktikkan di lingkungan masyarakatnya untuk penguatan kapasitas dalam pembangunan desa.

Oleh karena itu, demi mewujudkan tujuan bersama dalam pemerintahan desa maka harus diberi kesempatan kepada para pemuda sebagai gerda terdepan. Para pendahulu yang telah berkontribusi dalam membangun desa sebelumnya juga harus mendampingi kaum muda ini dalam proses kegiatannya untuk kemajuan desa. Saya kira, jika hal ini diterapkan disemua desa, maka tidak dimungkiri lagi Indonesia siap maju dengan generasi muda yang berpotensi.

Jadi, peran pemuda dalam pemerintahan desa, kenapa tidak?

#AyoBangunDesa #DesaMembangun

Penulis: Nurmalis, Peserta Anti-Corruption Youth Camp 2016

Sistem informasi desa

Pernyataan Sikap IRE terhadap Rencana Evaluasi Dana Desa

KPK telah melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap Bupati Pamerkasan Achmad Syafi’i, Kepala Kejaksaan Negeri Pamekasan, Rudi Indra Prasetya dan Kepala Desa Dassok, Agus Mulyadi. Penangkapan tersebut diduga terkait dengan penyimpangan dana desa dalam proyek infrastruktur senilai 100 juta.

Setelah penangkapan tersebut, dana desa menjadi magnet baru yang menyedot perhatian public. Sebagian ada yang beranggapan dana desa adalah sumber masalah baru. Bahkan ada yang mengatakan sudah terjadi ‘darurat dana desa’. Karena peristiwa tersebut pula muncul pemberitaan pemerintah akan melakukan evaluasi terhadap dana desa. Pendek kata, muncul konstruksi negative terhadap dana desa.

Jika merujuk pada regulasi yang ada, sejatinya UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa, semangatnya adalah mengembalikan hak dan kewenangan desa yang selama ini diambil oleh pemerintah pusat. Hak dan kewengan yang sekarang dikembalikan ke desa salah satunya adalah pengelolaan dana desa. Desa diberikan kewenangan untuk membelanjakan dana desa tapi tidak keluar dari koridor hukum yang berlaku.

Kasus-kasus penyalagunaan dana desa yang dilakukan oleh oknum-oknum kepala desa bukan salah dana desa, melainkan mekanisme yang pengelolaan dan kurangnya pendampingan yang dilakukan oleh kementerian terkait kepada pemerintah desa. Ini terbukti ada beberapa desa yang mampu mengelola dana desa dengan baik dan transparan.

Desa Pangguharjo bisa dijadikan salah satu prototype desa yang berhasil dalam pengelolaan dana desa. Desa ini mengggunakan dana desa tidak hanya sekedar untuk pembangunan infrastruktur tapi juga untuk pengembangan Badan Usaha Milik Desa dan kegiataan-kegiataan pemberian layanan dasar kepada warganya. Selain itu transparansi yang dilakukan pemerintah desa langsung disampaikan kepada masyarakat, baik melalui papan pengumuman di desa dan menggunakan Sistem Informasi Desa (SID).

Begitu juga dengan Desa Rappoa, Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan. Hasil temuan penelitian IRE, desa ini sudah melakukan transparansi anggaran langsung ke masyarakat. Selain itu desa ini juga menggunakan medsos untuk melaporkan penggunaan dana desa ke masyarakat.

Mempertimbangkan hal-hal di atas, dengan ini IRE menyampaikan sikap sebagai berikut:

1. Sumber masalah korupsi di desa bukanlah dana desa. Dalam  kerangka implementasi UU Desa, termasuk di dalamnya pengelolaan dana desa, kami menilai kementrian terkait (Kementrian Desa, Kemendagri, dan Kemenkeu) belum melakukan koordinasi yang intensif sehingga memiliki satu visi pengelolaan dana desa. Akibatnya, desa kerap mengalami kebingungan dalam mengelola kewenangan dan anggaran yang dimiliki. Karena itu, kami mendesak agar kementerian terkait segera melakukan koordinasi yang intensif untuk menyamakan visi dalam implementasi UU Desa.

2. Tanggung jawab kemendagri dalam melakukan pembinaan dan pengawasan kepada pemerintahan desa masih belum optimal. Banyak kasus menunjukkan, kepala desa yang baru saja terpilih tidak mengetahui rute yang mesti dilalui dalam mengimplementasikan UU Desa. Karena itu, kemendagri harus segera merumuskan system pembinaan dan pengawasan yang lebih efetif ke desa.

3. Tanggung jawab pendampingan desa dalam rangka pemberdayaan masyarakat desa yang dikoordinasi oleh kemendesa mesti diperbaiki. Para pendamping desa selama ini banyak disibukkan dengan aktivitas pendampingan hal-hal yang bersifat administrative mesti segera diubah dan lebih focus pada upaya meningkatkan kapasitas masyarakat desa, termasuk di dalamnya mengawasi penggunaan anggaran desa.

4. Naluri koruptif yang dilakukan elit bukanlah hal baru. Karena itu, mendorong warga desa menjadi active citizen seperti yang diidealkan dalam UU desa menjadi agenda penting bagi siapapun yang saat ini menjalankan proyek-proyek pembangunan di desa.

5. Kasus korupsi dana desa ini merupakan momentum bagi pemerintah untuk lebih memperkuat KPK sebagai lembaga yang memiliki mandat memerangi korupsi.

Demikian Pernyataan Sikap IRE terhadap kasus-kasus korupsi dana desa. Pernyataan sikap ini boleh dikutip dengan tidak menghilangkan substansi dari pernyataan sikap ini.(*)

Yogyakarta, 6 Agustus 2017
Sunaji Zamroni
Direktuk Eksekutif IRE

#UUDes #DesaMembangun #AyoBangunDesa #KawalOtonomiDesa #KawalDanaDesa

Birokratis

Dana Desa dikuasai oleh rezim teknis birokratis. UU diatur oleh PP, PP diatur oleh Permen dan Perka, Permen diatur Perbub. Bukan hanya regulasi nasional yang salah kaprah, tetapi juga Perbub yang mengatur lebih, teknis dan rumit.  Berbagai instrumen teknis dan administrasi dibuat daerah tampak untuk menunjukkan kebodohan desa, sekaligus sebagai modus untuk perburuan rente.

Rezim teknis birokratis itu tidak mengakui dan menghormati desa, melainkan menciptakan kebodohan desa; bukan membuat desa semakin kuat dan mandiri melainkan   mencetak desa sebagai satuan kerja dan pelaksana proyek yang harus patuh kepada aparatus negara. Kalau begini caranya, maka UU Desa yang didistorsi hanya sebagai proyek dana desa, hanya akan membangun istana pasir (Sutoro Eko)
#SaveDesa

Berdesa

"Desa tak lancar mendefinisikan transparan, tapi fasih menyajikan bukti. Pemerintah bisa belajar dari desa. Bukan menghajar."

(Prof. Dr. Ahmad Erani Yustika, M.Sc, Ph.D.) 
Director General of PKP (Rural Areas Development) Kemendesa PDTT.

#SemangatMembangunDesa #AyoBangunDesa #DesaMembangun

PERUBAHAN ITU ABADI

PERUBAHAN ITU ABADI SEPERTI SECANGKIR KOPI...

"Ah.. saya lebih senang ke mall, pilih-pilih langsung dan beli. Kalau beli di online bla bla bla..."

Dalam pesatnya kemajuan toko online kita masih mendengar komentar seperti ini. Dan ini wajar, sampai pada waktunya mereka juga - mau tidak mau - akan berubah.

Saya adalah generasi istimewa yang mengalami perubahan drastis dari penggunaan mesin ketik ke komputer. Dulu juga saya sering mendemgar komentar para senior bahwa, "mesin ketik jauh lebih enak daripada pake ms word..".

Tapi perkembangan masa tidak bisa ditahan, pada akhirnya mesin ketik masuk museum dan mereka yang tidak mengikuti perkembangan terlibas zaman.

Begitu juga ketika seorang teman berkata, "masih lebih enak baca koran. Aroma kertasnya yang membuat saya rindu.." Dan sekarang kulihat dia lebih sering membaca berita lewat gadgetnya.

Kutanya, "Masih langganan koran ?" Dia menjawab pahit, "Sudah berhenti setahun lalu. Semua berita ada di gadget, lebih murah dan lebih cepat.."

Dan banyak lagi perubahan yang sangat pesat kusaksikan dengan mata kepalaku sendiri. Kaset yang menghilang. Telepon rumah menjadi smartphone. Kamera Polaroid menjadi drone. Dan entah sulit kuhitung dan kuingat karena begitu cepatnya tehnologi bergerak.

Dan untungnya, saya bukan termasuk orang sentimentil yang bertahan dengan budaya lama. Saya terus mengikuti perkembangan tehnologi dan membiasakan diri untuk bergerak bersamanya.

Dulu saya membuat status fesbuk di Blackberry dengan keypad karena "keypad di touchscreen gak enak". Tapi akhirnya harus merubah budaya melihat layar yang lebih lebar...

Perubahan teknologi adalah juga perubahan budaya.

Dengan semakin canggih dan murahnya teknologi, maka muncullah toko-toko online yang meraup omzet triliunan rupiah. Dan itu bukti dari semakin berubahnya budaya belanja ke mall - suka atau tidak suka.

Pada akhirnya nanti toko offline akan tutup karena tidak mampu bersaing sebab mereka terbeban biaya operasional toko yang tinggi.

Itu baru di zaman saya. Entah apa yang akan terjadi di zaman anak saya - yang hampir seluruh kegiatan dilakukan di depan gadget, mulai menerima PR dari guru sampai mencari bahan untuk skripsi.

Kita tidak bisa menghalangi perkembangan teknologi, yang bisa kita lakukan adalah berselancar dengannya. Kita akan merubah kebiasaan kita atau tenggelam bersama nostalgia.

Saya bilang saya generasi istimewa.

Karena generasi sekarang ini adalah generasi penemu dengan berubahnya budaya. Mereka yang siap menghadapi perkembangan dan mencegatnya di simpang jalan adalah orang-orang yang sukses di depan.

Semua teknologi yang kita ciptakan, semua model perdagangan yang kita lakukan sekarang dengan mengikuti perubahan, dalam kurun 5-10 tahun ke depan akan menjadi bisnis besar dan mapan. Itu jika kita mulai produktif dan tidak selalu konsumtif..

Yang diperlukan sekarang adalah orang-orang kreatif dan mempunyai pemikiran liar dan berani memulai. Karena kerja otot sudah ditinggalkan dan kerja otak akan di maksimalkan...

Berfikirlah 5-10 tahun ke depan dan mulai bergerak menyambutnya sekarang.

Pada akhirnya cafe dan warung kopi akan penuh oleh mereka yang bekerja dengan tanpa seragam sambil melihat gadget menatap pendapatan yang naik setiap bulan...

Selamat datang perubahan. Engkau abadi seperti secangkir kopi...

www.dennysiregar.com

Jumat, 21 Juli 2017

Salam

Hai, Saya baru saja mengunduh WhatsApp Messenger di Android saya. Ini adalah aplikasi pesan di ponsel cerdas yang menggantikan SMS. Dengan WhatsApp, dapatkan aplikasi perpesanan dan panggilan yang cepat, sederhana, dan aman, tersedia untuk telepon di seluruh dunia. WhatsApp tersedia untuk Android, iPhone, dan Windows Phone, dan menggunakan koneksi Internet telepon Anda untuk mengirim pesan agar Anda dapat menghindari biaya SMS. Dapatkan sekarang dari https://www.whatsapp.com/download/.

Jumat, 02 Juni 2017

FASE-FASE EMOSI KETIKA BELANGNYA KETAHUAN

Ketahuan
Jujur
1. Fase pertama : MARAH
"Ini fitnah ! Tidak mungkin dia chat porno. Itu sudah pasti editan, anak sd pun bisa ngedit chat palsu seperti itu !!"

2. Fase kedua : MENYANGKAL
"Seharusnya polisi menangkap yang menyebarkan chat porno itu, bukannya malah sibuk dengan isi chatnya !!"

3. Fase ketiga : MEMBUJUK
"Tolong dong Presiden juga campur tangan !! Kalau tidak umat akan marah besar !!"

4. Fase keempat : MENGANCAM
"Siapapun yang menghina akan berhadapan dengan 700 pengacara kami !!"

5. Fase kelima : MERAYU
"Yah, kan gapapa kalau chat pribadi suka sama suka. Emangnya salahnya dimana ?"

6. Fase keenam : MENGAKU
"Ya, kami akui kalau itu chat antara dia dan orang yang disukainya. Tapi itu kan dalam batas normal saja. Memangnya situ gak pernah chat porno ?? Munafik !!"

7. Fase ketujuh & terakhir : MALU

"Untuk yang versi 3gp, tolong jangan disebarin. Bisa hancur wajah umat kalo begini. Mana meterai 6000 ? sini kami minta maaf kalau begitu.."

SURAT UNTUK DEK AFI

Generasi Milenial
Afi Nihaya
Iseng-iseng kebaca tulisan bahwa adek kita Afi dituding melakukan plagiat karena mengkopi tulisan lama seseorang bernama Mita. 

Sebenarnya itu kasus remeh temeh aja, saya juga gak tau kenapa itu bisa sampe booming -sampe berdebat segala- dan akhirnya dek Afi nangis deh di pelukan bapaknya waktu di tanya lagi, "Apakah adek benar melakukan plagiat?". 

Sejak awal saya khawatir dengan melesatnya dek Afi terlalu tinggi. Sejak tulisannya berjudul "Warisan" di share puluhan ribu orang (bukan jutaan ya spt klaim biasa dr kaum seberang selokan), dek Afi seperti mendapat perhatian berlebih dari banyak orang.

Dan dek Afi memenuhi banyak syarat bagi kita sebagai penonton sinetron siang malam, untuk dieksploitasi semaksimal mungkin. Ia wanita, ia pintar menulis dan ia baru lulus SMA. "Baru lulus SMA" nya itu nilai plus, soalnya kalo udah bangkotan kayak mas Eko Kuntadhi ya gak laku dijual..
Saya jujur sempat khawatir dengan mentalnya..

Kita ini terbiasa makan buah peraman, yang dipaksa matang supaya cepat dijual. Dan dek Afi ini didorong, digiring, diangkat keatas oleh banyak media yang tidak ingin ketinggalan meraup rating dengan menghadirkan fenomena "orang yang lagi terkenal".

Maka muncullah dek Afi dimana-mana, bahkan sampai ke telinga lingkar satu Presiden yang ingin memanfaatkannya untuk mendongkrak kembali nama Presiden yang sebelumnya sempat turun elektabilitasnya..

Dan karena sudah begitu tinggi, ketika ia disentil sedikit, "Apakah benar dek Afi melakukan plagiat?" maka tumpahlah tangisnya di pelukan sang ayah yang terus mendampinginya kemana-mana. Baru terlihat bahwa ia sebenarnya fragile, mudah pecah.

Mentalnya belum siap menghadapi permainan lawan yang ingin menghancurkannya sampai lumat, yang menyerangnya dari segala sisi untuk mencari kelemahannya.

Ia belum berpengalaman seperti Birgaldo Sinaga yang kerap dihujat gay padahal ia lelaki tulen (maaf bro, ini serangan lawan). Dek Afi juga belum terbiasa seperti Ustad Abu Janda al-Boliwudi yang biasa di sebut sebagai ustad gadungan, padahal yang bilang abu janda ustad beneran juga siapa ye?

Sayangnya dari ke 3 lelaki yang saya sebut diatas, meskipun tulisannya terkenal kemana-kemana belum ada yang di undang bertemu Presiden khusus seperti dek Afi (qiqiqi nasibmu prens..).

Saya paham kenapa Presiden gak mau ngundang mereka, wong kalau saya jadi Presiden juga males liat wajah mereka yang sok unyu-unyu tapi sebenarnya ganas ketika melihat janda-janda muda.

Jadi saran saya, biarkanlah dek Afi sendiri dulu sambil berlatih menghadapi serangan-serangan musuh dalam skala kecil sehingga ia terbiasa. Jangan ia diangkat terlalu tinggi sehingga ketika jatuh, sakit sekali.

Dek Afi, sudah harus terbiasa dituduh Syiah, JIL ,liberal - bahkan sampe taraf dianggap mahluk mengerikan sehingga kalau ketemu muka layak dibacakan ayat pengusir setan. Kalau sudah terbiasa dengan itu, dek Afi pasti sudah ketawa-ketawa membaca tudingan-tudingan seperti itu. Anggap saja seperti duduk ditaman. Ada suara jangkrik, ada suara angin dan banyak juga suara monyet-monyet bersautan.

Jadi dek Afi, tidak perlu terlalu serius menanggapi tudingan plagiat itu. Seorang penulis sejati akan terus menulis semua keresahannya dan tidak akan kehilangan arah meski betapa kuat tekanannya. Tulisanku juga sering di copas dimana-mana, tapi tidak pernah marah karena ketika "kata-kata sudah keluar dari lidah, maka ia sudah bukan milikmu lagi".

Bahkan ada yang aneh. Aku dimarahi oleh seseorang lewat komen, pake tulisanku sendiri. Seperti ditabok orang pake sendal sendiri..

Jadi turunlah sejenak dek Afi, angin diatas begitu kencang. Jangan sampai ketenaran menghancurkan kualitas karya-karyamu selanjutnya.

Para generasi milenial membutuhkan seorang patron dalam kehidupan mereka, dan dek Afi bisa menjadi inspirator mereka.

Dengan catatan, asal dek Afi kuat. Apalagi kalau nanti ada 720 pengacara serentak menyerangmu. Kalau sudah sepaham, angkat secangkir susu kental manisnya, dek.. jangan minum kopi dulu, entar kayak abang jadi manis selalu.

Korupsi Bukan Rezeki Halal, Share Agar Semua Orang Tahu

Minimnya pemimpin yang dapat dijadikan teladan, menyebabkan negeri ini sulit untuk terbebas dari jerat korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Ditambah lagi dengan gaya dan pola hidup mereka yang serba konsumtif, semua serba uang.
Hasil Korupsi Bukan Rezeki/Ilustrasi: IST 
Pemimpin adalah pelayan, pengayom dan panutan bagi orang yang dipimpinnya, tempat mereka mengambil iktibar. Pada realitanya, rakyat dipaksa harus melayani pemimpinnya mulai dengan uang seribu sampai milyaran rupiah. 

Pun demikian adanya, sebagai warga negara yang baik kita tidak boleh persimis. Masyarakat harus melawah atas keserakahan mereka dengan cara apapun yang tidak melanggar hukum. 

Menurut guruppkn.com, banyak cara yang dapat kita terapkan untuk dapat memberantas korupsi. Mulai dari hal yang paling kecil yaitu diri sendiri, sampai ke tingkat Negara.

Berikut 6 langkah Pemberantasan Korupsi:
  • Membangun Supremasi Hukum dengan Kuat: Hukum adalah pilar keadilan. Ketika hukum tak sanggup lagi menegakkan sendi-sendi keadilan, maka runtuhlah kepercayaan publik pada institusi ini. Ketidak jelasan kinerja para pelaku hukum akan memberi ruang pada tipikor untuk berkembang dengan leluasa. Untuk itu sangat perlu dilakukan membangun supremasi hukum yang kuat. Tidak ada manusia yang kebal hukum, serta penegak hukum tidak tebang pilih dalam mengadili.
  • Menciptakan Kondisifitas Nyata di Semua Daerah: Salah satu rangsangan tumbuhnya tipikor dengan subur adalah kondisifitas semu di suatu wilayah otonom. Kondusifitas yang selama ini dielu-elukan adalah kondusifitas semu belaka. kejahatan korup terus tumbuh dengan subur tanpa ada yang menghentikannya. bagaimana suatu daerah otonomi semestinya dikatakan kondusif? yakni daerah yang terbebas dari penyakit tipikor, bersih penyelewengan serta tidak ada lagi tindak kejahatan yang merugikan bangsa dan negara.
  • Eksistensi Para Aktivis: Para aktifis seperti LSM harus gencar menyerukan suaranya untuk melawan korupsi. Disini, peran aktif para aktifis sangat diharapkan.
  • Menciptakan Pendidikan Anti Korupsi: Upaya pemberantasan korupsi melalui jalur pendidikan harus dilaksanakan karena tidak bisa dipungkiri bahwa pendidikan merupakan wahana yang sangat startegis untuk membina generasi muda agar menanamkan nilai-nilai kehidupan termasuk antikorupsi.
  • Membangun Pendidikan Moral Sedini Mungkin: Mengapa banyak pejabat Negara ini yang korupsi? Salah satu jawabannya karena mereka bermoral miskin, bertabiat penjahat dan tidak bermartabat. Jika seseorang memiliki moral yang rendah, maka setiap gerak langkahnya akan merugikan orang. Oleh karena itu sangat penting sekali membekali pendidikan moral pada generasi muda.
  • Pembekalan pendidikan Religi yang Intensif: Semua agama mengajarkan pada kebaikan. Tidak ada satupun agama yang menyuruh kita berbuat untuk merugikan orang lin, seperti korupsi. Peran orang tua sangat berpengaruf untuk menumbuhkan kesadaran religi pada anak agar kelak saat dewasa memiliki moral dan mentalitas yang baik.
Semoga enam langkah pemberantasan korupsi ini dapat menambah pengetahuan kita agar tidak terjerumus dalam perbuatan korupsi. "Korupsi bukan rezeki halal manusia"!

Irjen Ditangkap KPK, Mendes Hormati Proses Hukum

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo, menyerahkan proses hukum atas penangkapan Irjen Kemendes, Sugito ke KPK. Sugito ikut ditangkap bersama dua auditor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan 4 orang lainnya.
Ilustrasi: Save Desa
"Kita hormati hukum yang sedang berlaku dan berjalan di KPK," ujar Mendes Eko di kantornya, Jalan Kalibata, Jakarta Selatan, Sabtu (27/5/2017)

Namun Mendes tak mau berkomentar banyak terkait dengan operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan KPK, Jumat (26/5). Berdasarkan informasi, penangkapan dilakukan karena auditor BPK kedapatan menerima suap terkait pemberian status Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) untuk Kemendes.

"Saya tunggu keterangan resmi dari KPK saja, menghormati hukum dan prosedur KPK," sambugnnya.

Eko hanya menegaskan kementeriannya menggalakkan program bersih-bersih di internal. Sugito menurutnya menjadi salah satu pejabat yang aktif. 

"Setahu saya Pak Gito termasuk orang yang aktif selama ini dalam program-program bersih-bersih ini makanya saya kaget juga dan saya bikin satgas pungli satgas reformasi juga atas inisiatif beliau, jadi saya dukung. Mudah-mudahan cuma diminta jadi saksi tapi apapun yg dilakukan KPK harus kita dukung dan saya mengikuti hukum yang berlaku di KPK," imbuh Eko. 

Total ada 7 orang yang terkena operasi tangkap tangan (OTT) KPK. Dalam OTT ini, KPK mengamankan uang pecahan rupiah. Namun belum disebutkan besaran uang diduga suap.(Detik.com)

Dana Desa 2017: Rata-Rata Belum Sampai Rp1 Miliar

Sesuai perkiraan awal, kendati mengalami kenaikan anggaran dana desa pada tahun depan, rata-rata alokasi tiap desa hanya mencapai Rp800 juta. Angka ini meleset dari roadmap awal yang mengestimasi alokasi rerata per desa Rp1 miliar.
Mendes Eko Putro Sanjojo-Foto: IST
Boediarso Teguh Widodo, Dirjen Perimbangan Keuangan Kemenkeu mengatakan kondisi ini diakibatkan ada penambahan jumlah basis sekitar 200 desa, dari 74.754 desa tahun ini menjadi 74.954 desa pada 2017.

“rerata setiap desa akan memperoleh dana desa senilai Rp800 juta. Ini karena basis perhitungan desanya bertambah,” ujarnya, Minggu (28/8/2016).

Menilik dokumen Nota Keuangan (NK) dan RAPBN 2017, pagu dana desa tahun depan mencapai Rp60 triliun, naik 27,7% dari pagu tahun ini senilai Rp47 triliun. Adapun, jumlah desa yang digunakan merupakan data yang disampaikan Kementerian Dalam Negeri.

Penyempurnaan jumlah desa secara definitif terdiri atas pertama, desa yang diberi kode sebanyak 215 desa. Kedua, perubahan status desa menjadi kelurahan sebanyak 8 desa. Ketiga, perpindahan status kelurahan menjadi desa sebanyak 6 desa. Keempat, penghapusan desa sebanyak 13 desa.

Seperti diberitakan sebelumnya, usulan sejumlah desa baru tersebut sebenarnya sudah diajukan dan diproses sebelum Undang-Undang tentang Desa disahkan awal 2014 silam. Namun, proses administrasinya baru selesai tahun ini.

Untuk tahun depan, sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No. 22/2015 formulasi pembagian dana desa 90% masih akan dibagi rata. Sisanya, sekitar 10% dibagi berdasarkan kriteria seperti jumlah penduduk, luas wilayah, angka kemiskinan, dan tingkat kesulitan geografis.

Angka kemiskinan mendapat bobot terbesar yakni 35%. Kemudian, tingkat kesulitan mendapat bobot 30%. Sisanya, yakni jumlah penduduk dan luas wilayah masing-masing memiliki porsi 25% dan 10%.

Boediarso mengatakan penajaman penggunaan dana desa akan dibicarakan lebih lanjut dengan Kementerian Desa Pembanguan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Dalam dokumen NK dan RAPBN 2017, peningkatan kualitas pengelolaan dana desa menjadi salah satu poin kebijakan.

Peningkatan kualitas ini, dilakukan dengan memperbaiki kualitas penyaluran, memberikan diskresi kepada desa untuk penentuan penggunaan dana dan prioritas serta pemberdayaan masyarakat. Selain itu, ada penguatan sistem pengendalian, monitoring, dan evaluasi dana desa.[sumber: bisnis.com]

200 Desa Baru Bakal Lahir Pada Tahun 2017

Saat ini jumlah Desa di Indonesia sebanyak 74.754 Desa. Diperkirakan akan ada penambahan sekitar 200 Desa Baru pada tahun 2017. 

Dengan adanya penambahan Desa, maka jumlah Desa diseluruh Indonesia pada tahun 2017 sekitar 74.954 Desa.

Berdasarkan sumber, dari hasil laporan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), usulan Desa Baru tersebut sudah diajukan dan diproses sebelum Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa disahkan. Namun, proses administrasinya baru selesai tahun ini. 


Adapun proses pembentukan Desa Baru, berawal dari usulan kabupaten/kota. Setelah disetujui DPRD selanjutnya diusulkan ke provinsi. Setelah provinsi setuju, usulan tersebut dikirim ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

Implikasi Penambahan Desa Baru

Dengan adanya penambahan jumlah Desa tentunya akan berimplikasi pada upaya pencapaian Rp1 milyar perdesa, sebaimana tergambar dalam Roadmap Penyaluran Dana Desa Menteri Keuangan. (Baca: Dana Desa 2017: Rata-Rata Belum Sampai Rp1 Miliar).

Pada tahun 2015 jumlah basis desa mengaju ke Permendagri No 56 tahun 2015 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan. "Jika ada penambahan maka Permendagri ini juga akan ada penyesuaian". 

Terkait dengan pembentukan Desa Baru. Sebelumnya, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa, PDTT) telah menerbitkan Permendesa No 2 Tahun 2016 tentang Indek Desa Membangun.

Indeks Desa Membangun adalah Indeks Komposit yang dibentuk dari Indeks Ketahanan Sosial, Indeks Ketahanan Ekonomi dan Indeks Ketahanan Ekologi Desa.

Adapaun tujuan penyusunan Indeks Desa Membangun adalah untuk menetapkan status kemajuan dan kemandirian Desa dan menyediakan data dan informasi dasar bagi pembangunan Desa. (Baca juga: Indeks Desa Membangun Lebih Komperhensif dari IPD).