Rabu, 24 Mei 2017

Munajat Cinta



Sesekali, di waktu malam tiba, tengoklah kedua orangtuamu yang sedang dibuai mimpi. Sadarilah, mereka tak bertambah muda. Cerap dan simpan pemandangan itu dalam dirimu. Bawa terus dalam tiap langkahmu.

Jika suatu saat ada sedikit rasa marah atau kesal untuk mereka, hadirkan kembali kenangan itu. Berdamailah dengan rasamu.

Terbitkan senyum di hatimu untuk mereka. Lantunkan munajat untuk mereka. Senandungkan pujian bagi kebesaran jiwa mereka.

Psst, sampaikan salam kami untuk mereka, ya 


-Javanica-



RAISA, HANCURNYA HATIKU

Pernikahan
Raisa
Raisa, bolehkah aku menandai hari ini sebagai hari berkabung nasional ?
Sesudah ku mendengar bahwa dirimu sudah lamaran, ingin rasanya kutendang kaleng-kaleng di pinggir jalan sambil berteriak, "Kenapa ya Tuhannn.. Kenapa kau turunkan ujian yang tidak bisa kutahannn?".

Mungkin engkau tidak tahu, hasrat yang kupendam selama ini kepadamu.
Bahkan aku pernah bermimpi sedang chatting denganmu.. Engkau dengan tanpa selembar handukpun di tubuhmu sedang berpose di kamar mandi dan tempat tidur dengan background televisi kotak itu, meski aku sempat heran dan bertanya dalam hati, "Duitmu kan banyak, kenapa gak beli yang sudah flat aja.."

Jengah aku kemudian menutupi semuanya dengan emoticon buletan kuning yang tersenyum manja dan tanda cinta khusus di tempat yang vital saja, yaitu di kedua belah matamu. Tempat lain, biarkanlah terbuka..

Bahkan ada saat engkau menyebut "pisang" dalam chatmu, yang membuatku tersentak. Pisanggg ?? Jeritku dalam hati. Meski akhirnya aku kecewa karena engkau juga menyebut pepaya, mangga dan jambu. Rupanya engkau sedang nyanyi "pepaya, mangga, pisang, jambu. Dibeli dari pasar minggu..Disana banyak penjualnya.."

"Stress dia kak emma.." Katamu kepada sahabatmu. Kukira dia wanita, ternyata namanya emmadudin. Aku sempat cemburu dengan hubungan kalian, sampai aku tahu bahwa kak emma yang kamu maksud senangnya pake daster biru berenda di dada meski profesinya pengacara.

Mirip fahmi shahab penyanyi kopi dangdut dengan gaya daster jamaika, tapi yang ini dasternya lebih menyala..

Dan kamu tahu, Raisa, apa panggilan sayangmu kepadaku ? Al khottot, begitulah kamu memanggilku. Entah apa artinya itu, mungkin karena aku berotot atau aku orangnya suka ngotot..

Aku tidak terima, Raisa.. aku tidak terima kamu dilamar orang itu. Akan aku adukan ke PBB, mungkin mereka akan mendengarkan. Aku kirim surat ke markas mereka di Jenewa, meski akhirnya suratku balik juga dengan tulisan indah, "Markas PBB itu di New York, Gorilla..."

Aku kecewa, Raisaaa.. kecewa. Aku lari ke Mekkah, trus ke Malaysia, Mekkah lagi, Malaysia lagi begitu seterusnya. "Kok cuman dua negara itu aja, bang ?" Tanyamu. Iya, soalnya visaku sudah habis jadi harus begitu caranya..

Sudah, Raisa.. aku sudah tidak ingin memikirkanmu lagi. Aku di depan teman2ku adalah seekor singa ganas ketika orasi, di hadapanmu menjadi singa kurus tak terurus ketika kau ajak aku ke kantor polisi.

"Ada apa di kantor polisi ??" Tanyaku waktu itu. Engkau menjawab, "Aku panik, bang.. panik. Mereka menyimpan video 3gp adegan panas kita !!" Tangismu meledak. Aduh, kasian.

Aku sendiri tidak mengerti kenapa engkau begitu panik, apakah terlalu berat bagimu adegan yang kita filmkan waktu kita sedang ngobrol di depan kandang kambing berjam2 terpapar sinar matahari yang sedang mekar ?

Itu panas banget, Raisa.. dasterku sampe basah karena keringetan...
Raisa, pergilah.. Mungkin itu yang terbaik bagimu. Engkau sudah menjadi tersangka bagi lelaki itu, tinggal menunggu hari pengadilan dan ditahan selamanya di rumah kalian nantinya. Dan aku.... aku disini, di Saudi, sedang bersama onta-onta yang tidak pernah bisa mengerti situasi hatiku saat ini.

Setiap detik yang kulihat cuman onta dan kurma, dan maaf jika terkadang wajah onta itu terselip wajah cantikmu. Itu karena aku kangen sekali padamu. Saking kangennya kuelus2 onta itu dan dia merem melek penuh napsu..

Raisa, selamat jalan. Bahkan secangkir kopipun tidak mampu menampung airmataku..
Sebagai catatan akhir, biarlah aku berpantun seperti masa SMA dahulu. "Empat kali empat sama dengan enam belas.." Entah ini pantun apa, yang bikin pasti dulunya kalau bukan tukang pas poto bisa juga guru matematika. WITH LOBE.. #HariPatahHatiNasional

Jumat, 19 Mei 2017

GENERASI MILENIAL

Penulis
Afi Nihaya
Tiba-tiba saja beranda saya dipenuhi copasan tulisan seorang anak SMA, namanya Afi Nihaya Faradisa.

Judul tulisannya "Warisan". Menarik dan bagus sekali tulisannya. Saya masuk ke akunnya dan - wow - tulisan itu dishare 38 ribu orang. Akunnya sempat diretas dan sekarang sudah balik kembali.

Tulisan tentang warisan yang berbicara tentang agama itu menjadi menakjubkan ketika dikeluarkan oleh seorang anak SMA - mungkin kalau Gus Mus yang nulis, jadi biasa-biasa aja. Kita kaget, ternyata ada juga ya anak SMA yang bisa berfikir dewasa seperti itu..

Saya jadi ingat Gloria Hamel, anggota paskibra yang juga masih SMA. Dia datang dalam sebuah acara diskusi. Dia bercerita banyak tentang masalah pada remaja seusianya. Internet mengepung mereka dengan segala dampak baik dan buruknya.

Mengerikan -begitu kata Gloria- ketika ia mendapati teman-teman seusianya dalam pergaulan bebas dan pamer lekukan dan ciuman yang diupload ke youtube supaya dilihat banyak orang.

Disatu sisi, saya bertemu juga dengan banyak remaja SMA yang menjadi simpatisan FPI. Mereka berpakaian putih dan menutup wajahnya dengan kain putih seakan sedang berperang di Palestina. Mereka siap tawuran dengan siapa saja yang menghalangi mereka ketika sedang bersama-sama dengan kelompok garis keras.

Saya paham susahnya menjadi remaja seusia mereka. Ketika itu saya dikepung oleh ganja, minuman keras dan obat penenang bermacam2 dengan harga sangat murah, sama dengan harga sekeping kaset musik waktu itu. Sulit sekali mencari diri sendiri waktu itu, ketika lingkungan semua bergerak ke arah yang sama.

Karena itu saya salut dengan Afi dan Gloria..

Mereka bergerak dalam ruang yang berbeda, menentang arus dari liberalis yang keblalasan dan agamis yang menakutkan, dua kutub berbeda yang sama kerasnya. Afi dan Gloria berusaha menyeimbangkan keadaan dalam dirinya untuk berdiri ditengah dan berusaha bijak dalam bersikap.

Situasi yang membentuk mereka, menatah mereka ketika melihat keanehan2 yang terjadi dengan mata remaja mereka. Mereka menolak untuk menjadi "begitu-begitu" saja dan ingin tampil dalam bentuk yang berbeda.

Tidak banyak remaja yang sanggup seperti Afi dan Gloria. Kebanyakan larut dalam situasi, seperti teman-teman SMAku dulu yang meninggal karena overdosis heroin. Saya harus angkat topi kepada mereka..

Dan ketika kulihat anak perempuanku yang juga masih SMA, aku mendengar hal yang mengagumkan juga. Ia ternyata seorang penulis di blognya. Hanya tulisannya semua dalam bahasa inggris dan teman-teman pembacanya juga dari banyak negara.

Saya selalu percaya, bahwa benih yang baik akan tumbuh menjadi tanaman yang baik pula. Mereka akan menjadi apa yang mereka makan. Karena itulah saya selalu berusaha memberi mereka makanan yang baik pula, yang halal dan bersih dari segala model suap apalagi korupsi. Tidak ingin kukotori akal mereka dengan siraman harta haram dari hasil merampas hak orang.

Begitulah ketenangan para orangtua ketika mereka memahami sebab akibat dalam kehidupan. Tidak perlu cemas anak kita akan menjadi apa nantinya, selagi kita sirami mereka dengan semua yang baik dan halal..

Saya sendiri tidak paham, bagaimana bisa seseorang berkata bahwa "ini ujian Tuhan" ketika anaknya terperosok dalam kegelapan. Ia tidak sibuk mengupas dirinya sendiri dengan apa ia memberi keluarganya makan. Tuhan selalu menjadi pihak yang tersalahkan..

Ah, panggilan untuk naik pesawat sudah terdengar. Kuangkat ranselku, kuhabiskan cangkir kopiku.

Solo, aku datang...

RUN, HABIB, RUN

Tuhan
Wrong Number
Kisah pelarian Habib Rizieq mengingatkan saya pada film Forest Gump. Pada film itu ada adegan dimana Forest berlari tanpa tujuan selama setahun - kalau tidak salah. Ia berlari karena ibunya meninggal. Bingung karena orang yang selalu melindunginya itu sudah tiada, ia berlari tanpa arah mencari ujung dunia.

Di perjalanan, ia bertemu banyak orang. Berita larinya ia tanpa henti mendapat pemberitaan besar dari media massa.

Dan akhirnya orang banyak mengikutinya -berlari di belakangnya- mengejar satu patah kata saja darinya. Forest sudah dianggap Tuhan oleh mereka yang bimbang, karena perilakunya yang aneh dan unik. Mirip dengan Habib Rizieq dengan narasi yang betbeda tentunya..

Habib -kita singkat saja dengan HR- berlari karena ada masalah yang tidak bisa ia selesaikan. Masalah chat porno yang akan mengugurkan kesuciannya sebagai Imam besar. Kalau masalah menghina Pancasila sih bisa dihadapi dengan gagah, tapi muka mau ditaruh dimana kalau nanti 3gp porn nya keluar?

Bingungnya HR membuat spekulasi di banyak pendukungnya. Mereka masih berhalusinasi bahwa HR adalah ulama besar. Bahkan ada yang menyamakan ia dengan Nabi Muhammad SAW.

Ada yang bilang bahwa kaburnya HR adalah perlawanan. Ada yang berkata bahwa HR di kriminalisasi, bahkan ada yang akhirnya mengalah dan mengakui bahwa mungkin saja HR itu cabul, tetapi karena ia ulama maka itu disebut cabul syariah. Saya mencoba mengerti jalan pikirannya HR dan kebingungannya. Saya akan mencoba berlari dan berfikir seperti HR..

HR pasti bingung dan terus berlari karena ia tidak tahu mau kemana lagi. Mau ke PBB, tapi dulu pernah ia hina. Mau ke Komnas HAM, tapi dulu pernah ia ejek. Bahkan ada rencana mau ke Hasto dan Wiranto, tapi dulu mereka pernah ia cibir.

HR semakin bingung ketika pengacaranya datang ke stasiun televisi pake daster biru berenda. Ini pengacara atau modelnya dannish collection ? Sesudah diingat-ingat, ia baru sadar bahwa itu daster yang akan ia kenakan saat penobatan Imam besar nanti, meski sayang tidak akan terjadi.
HR pun terus berlari..

HR tambah semakin bingung ketika Jokowi tidak turun-turun juga dari kursi Presidennya. Padahal ia mau balik kalo sudah ganti Presiden, sedangkan Pilpres masih 2 tahun lagi. Iya kalau Jokowi kalah, kalau menang lagi? "Bisa 7 tahun gua lari.." begitu pikirnya dan ia berlari lagi..

Akhirnya dapat kabar bahwa di Zimbabwe ada pendeta yang punya nomer telepon Tuhan. Dengan memberanikan diri ia menelpon ke pendeta itu, dan mencoba meminta nomer Tuhan siapa tahu bisa membantunya.

"Halo.. saya boleh minta nomer telepon Tuhan ?"
Terdengar jawaban, "Tuhan yang mana? Tuhan yang kamu ciptakan ataukah Tuhan yang menciptakanmu?"

HR agak heran dengar jawaban itu, dan ternyata ia salah nomer. Ia menelpon pemeran film PK - yang ia lupa namanya. Ia kemudian berlari lagi..

Sambil berlari ia memotivasi dirinya, "Kamu adalah singa, kamu adalah sang raja..". Tetapi ketika melihat bayangan dirinya ditanah, ia heran singanya kok kurus kering dan berkumis? Jangan-jangan itu singa koramil?

Maka ia terus berlari, berlari dan berlari. Ia lari ke Malaysia, trus balik lagi ke Mekkah, trus ke Malaysia lagi. "Hebat bener, bib.. larinya sampai ke luar negeri.." kata seseorang. "Iya, soalnya Visanya habis jadi kudu masuk, keluar, masuk lagi gitu." Jawabnya. Pinterr..

Dapat kabar dari Indonesia, si temen kak Emma itu lagi hamil beritanya. "Arrrggghh, yang benerrrr.. " makin paniklah ia dan kembali berlari lagi diikuti pendukung-pendukungnya yang menganggap ia dewa dari segala dewa. Mereka pikir HR sedang berdoa, padahal sedang komat kamit karena gak tau harus ngomong apa.

"Aaaaminnn..." koor dibelakang sana mengamini komat kamit HR meski tak tau maknanya. Pokoke bahasa arab itu bahasa surga, begitu keyakinan mereka..

Entah sampai kapan pelarian ini berlangsung. "Habis lebaran dia pulang" kata pengacaranya. "Sekalian mau maap-maapan sama semua orang.." Segitu gampangnya ternyata.

Nonton film Forest Gump dan Habib Rizieq memang asik, sambil minum secangkir kopi dan sekaleng khong guan berisi rengginang. Saya jadi berfikir, mungkinkah ada masa lalu HR yang mirip dengan Forest dulunya?

Mungkin ada seorang wanita dari masa lalu yang berteriak dengan keras dan cemas menyuruhnya lari, "Run, Habib... Runnnn".


Maka kaburlah HR sekencang-kencangnya.

Denny Siregar

Rabu, 17 Mei 2017

Menolak HTI = Anti-Islam?



Tidak sedikit yang mengataan bahwa rencana pembubaran HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) seolah menunjukkan bahwa pemerintah sekarang anti-Islam. Itu pernyataan konyol. Anda pasti tahu perbedaan agama, paham (isme), dan partai politik. Bahkan sambil terpejam pun akan tahu kalau HTI adalah partai politik (hizb) bukan paham apalagi agama. Mustahil tidak tahu hal itu.
Dalam pemahaman politik paling dangkal sekalipun, partai politik adalah instrumen untuk merebut kekuasaan. HTI ada di Indonesia untuk merebut kekuasaan dan mengubah NKRI menjadi Khilafah. Untuk apa mendirikan partai kalau tidak ingin berkuasa?
Anda pasti akan mengatakan bahwa HTI hanya organisasi massa (Ormas)? Betul, HTI memang berstatus hukum sebagai Ormas, tapi HTI tidak pernah melepaskan identitasnya sebagai partai, buktinya HTI tetap menyandang kata “hizb” di nama depanya. HTI tidak ikut pemilu? Tidak semua partai ikut pemilu.
Partai manapun di dunia ini cita-cita politiknya adalah berkuasa, sebab tidak ada partai politik yang didirikan hanya untuk hobi. Bedanya HTI dengan partai lain: 1) HTI tidak ikut pemilu karena pemilu adalah jalan politik kufur; 2) HTI bercita-cita mengganti dasar negara Pancasila, mengubah NKRI, dan membangun struktur khilafah; 3) HTI ingin menyatukan dunia di bawah kontrol satu kekhilafahan. Partai lain tidak ada yang memiliki cita-cita sehebat itu, kecuali komunis internasional yang dulu ingin menciptakan dunia tanpa kelas.
Kalau HTI hanya partai, bagaimana bisa rencana pembubaran HTI oleh pemerintah disebut sebagai anti-Islam? Bukankah yang pertama-tama menolak HTI justru NU, Ormas Islam terbesar di Indonesia? Kalau pelarangan dan pembubaran Partai Tahrir disebut anti-Islam maka NU adalah Ormas Islam yang anti-Islam. Konyol bukan? Kalau ada yg mengatakan NU anti-Islam, pasti sedang mengigau.
Partai Tahrir juga ditolak di banyak negara di dunia, termasuk negara-negara poros Islam di timur tengah seperti Kerajaan Saudi, Kerajaan Yordani, dan lainya. Apakah mereka juga anti-Islam? Jangan jawab pertanyaan terakhir itu sambil bermimpi.
Penulis: Makinuddin Samin

MENGAPA DUNIA ISLAM MASIH DIKOYAK PERANG?


Ilustrasi : Asap mengepul pekat di kilang minyak yang diledakkan oleh militan ISIS yang kabur dari wilayah Qayyarah di Iraq pada bulan Agustus 2016.


MENGAPA DUNIA ISLAM MASIH DIKOYAK PERANG?
Oleh : Scott Gilmore, October 20, 2016
Saya terjemahkan dari Boston Globe :
Untuk pertama kali dalam sejarah, Belahan Dunia Barat dalam keadaan damai, suatu tonggak sejarah yang tidak banyak menarik perhatian publik. Konflik terakhir yg berkelanjutan di Amerika adalah Colombia. Tetapi, setelah 4 tahun negosiasi antara pemerintah dan gerakan gerilya FARC, perjanjian gencatan senjata ditandatangani pada bulan Agustus. Dan meskipun perjanjian perdamaian diingkari secara tak terduga pada referendum bulan ini, gencatan senajat tetap, dan kedua belah pihak tetap mau duduk pada meja perundingan.
Akhir perang di Amerika adalah bagian dari trend global yang lebih besar. Menurut data yang dikumpulkan oleh Proyek Keamanan Manusia, sejak berakhirnya Perang Dingin, jumlah konflik bersenjatan telah turun hampir separuh. Perdamaian muncul bak jamur di berbagai tempat.
Dimana saja, kecuali, pada dunia Islam. Menurut Lembaga Hubungan Internasional Penjejak Konflik Global, setelah terjadinya perdamaian di Colombia, maka di dunia hanya ada 6 perang sipil di dunia ini. Lima darinya berada di negara-negara Islam. Hal yang sama, empat dari perang sektarian melibatkan grup-grup Islamist, dan semua dari lima terorisme internasional yang berlangsung melibatkan kelompok Islamist Militan. Bila semua dihitung, maka dari sisa 28 konflik global yang terjadi dari berbagai macam jenis yang terlacak oleh lembaga, 22 darinya melibatkan negara Islam atau faksi Islam.
Ini memunculkan pertanyaan, apabila dunia memasuki era baru perdamaian, mengapa di negara-negara Islam masih dikoyak oleh perang? Terdapat beberapa jawaban.
Pertama, marilah kita buang idea bahwa Islam itu sendiri secara inherent adalah lebih mengandung kekerasan. Mayoritas besar dari perang-perang pada abad terakhir ini adalah perang-perang dari negeri-negeri Kristen. Dan, seperti yang ditunjukkan oleh seorang penulis bernama Steven Pinker, dari seluruh dunia, mayoritas besar dari pembunuhan berencana adalah dari level perorangan, dan tingkat pembunuhan pada negara-negara Islam hanyalah secara tipikal sepertiga dari dunia non-Muslim. Sebagai perbandingan, Louisiana, salah satu negara bagian Amerika yang paling religius dengan 90% populasinya mengindentifikasikan dirinya sebagai Kristen, memiliki angka pembunuhan 50% lebih tinggi daripada Afghanistan.
Terdapat beberapa kemungkinan penjelasan, sumber daya alam adalah salah satunya. Banyak dari konflik Islami saat ini melibatkan negara-negara penghasil minyak, yang mana mengalami apa yang disebut “kutukan sumber daya alam”. Para Ekonom mencatat bahwa negeri-negeri dengan sumber daya alam yang berlimpah dapat secara paradox mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah, institusi yang lebih lemah, dan kesenjangan sosial yang lebih besar ketimbang negeri-negeri dengan sumber daya yang lebih minim. Ini adalah karena “uang cepat” yang datang dari minyak adalah sulit untuk dimanajemeni dan dengan mudah dapat mendistorsikan ekonomi maupun mentidakstabilkan sosial.
Petunjuk lain dapat ditemukan pada mengapa negeri-negeri lain berada dalam keadaan damai. Pertimbangkan pertumbuhan demokrasi, sebagai contoh. Telah diakui secara luas bahwa negara-negara demokratis lebih jarang berangkat pergi berperang satu sama lainnya. Bukan merupakan kebetulan, jija jumlah konflik internasional drop setelah 1989, manakala jumlah negara demokratis meningkat dobel. Dan bagaimana dengan dunia Islam? Negeri yang demokrasinya sehat hanyalah Bangladesh dan Indonesia, dan ...kedua negeri itu berada dalam keadaan damai.
Juga terdapat lonjakan tajam dalam bidang komunikasi – adalah lebih sulit untuk menghasut negara tetangga apabila anda membaca bukunya, sharing ide-ide, atau sesederhana berlibur kesana. Disini pun, negara2 Islam jauh tertinggal dibanding negeri-negeri lain. Sebagai contoh, Timur Tengah tertinggal dalam setiap bagian di dunia kecuali Afrika ketika itu berhubungan dengan akses Internet dan kecepatan koneksi. Negara-negara Islam jauh lebih sedikit menerbitkan karya tulis ilmiah per kapita ketimbang bagian-bagian lainnya di dunia. Dan penduduk dari negara-negara Islamist (sebagai mana didefinisikan oleh Organisasi Kerjasama Islam) mengizinkan lebih sedikit perjalanan bebas-visa, ketimbang negeri2 lainnya termasuk Africa. Kesimpulan kumulatif adalah bahwa negeri2 Islam lebih terisolasi dan diskonek terhadap bagian dunia lainnya.
Trend global lainnya yang terjadi pada negeri2 Islam adalah perkembangan ekonomi dan sosialnya. Dalam 50 tahun terakhir telah terjadi pengurangan besar dalam tingkat kemiskinan dunia sepanjang sejarah bumi. Terjadi peningkatan tingkat pendidikan, kesehatan yang lebih baik dan kohesi masyarakat sipil yang lebih kuat. Tetapi, pada dunia Islam pertumbuhan ini jauh lebih lambat. Index Pertumbuhan Social telah merekam jejak dari belasan indikator seperti tingkat kematian bayi, tingkat akses ke pendidikan, dan kesetaraan gender. Bila anda mengelompokan negeri-negeri Islam, maka mereka berada di rangking-rangking bawah bahkan bila dibanding dengan Africa. Tanpa perkembangan, ketidakstabilan, dan perang adalah penyebab yang paling memungkinkan.
Meskipun demikian, terdapat harapan. Trend global terhadap interkoneksi, pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan kohesi masyarakat sipil yang lebih erat tidak dilewati samasekali oleh dunia Islam. Hanya saja bertumbuh jauh lebih lambat. Beberapa penelitik akademis memprediksikan bahwa kita akan melihat akhir dari kemiskinan ekstrim pada 20 tahun ke depan. Mungkin harapan yang terlalu muluk untuk melihat akhir dari perang-perang pada masa itu, tetapi dapat dipahami bahwa kita sebagai manusia pada akhirnya akan sampai pada era perdamaian sejati.

*Scott Gilmore adalah anggota senior dari Munk School of Global Affairs, pendiri dari lembaga non-profit Building Market, dan ex diplomat Kanada.

Kenapa Habib Rizieq Tidak Berani Pulang?

Imam Besar
Habib Rizieq
"Kenapa Habib Rizieq tidak berani pulang ke Indonesia?", Tanya seorang teman melalui inbox siang tadi. Saya jawab, "Memang seharusnya HRS tidak pulang..".

Dengan tidak berada di Indonesia, itulah satu2nya tempat teraman HRS sekarang ini. Diluar sana dia masih bisa -sedikit- memainkan persepsi pendukungnya bahwa ia di kriminalisasi dan sedang melakukan perlawanan.

Alasan itu memang tidak masuk akal bagi yang waras, tapi efektif bagi pendukungnya yang militan. Dengan memainkan persepsi bahwa pimpinan tertinggi mereka sedang melakukan perlawanan diluar, maka ada kelegaan bahwa mereka masih berada di barisan yang benar. (baca: Bongkar Kedok Si Fitsa Hats)

Minimal sampai sekarang..

HRS tahu bahwa ketika ia pulang, maka ia akan habis. Dari semua tuntutan hukum yang menghadangnya, masalah chat firzahots inilah yang mengerikan.

Kenapa? Karena ini bukan masalah hukum saja, tetapi nama baiknya yang akan terhempas ke tanah. Sekarang saja pendukung HRS sudah mengalami kejatuhan moral meski belum seluruhnya. Mereka seakan tidak percaya bahwa orang yang mereka ikuti selama ini, ternyata jiwanya kacau. Dengan tersebar luasnya gambar porno dan chat mesum, runtuh sudah "kesucian" yang selama ini diagungkan.

Dan polisi terlihat sangat menikmati situasi ini...

Proses dibuat agak sedikit lambat supaya kehancurannya sempurna. Biarkan persepsi masyarakat terbentuk dulu dengan opini2 yang membunuh karakter HRS, karena toh ia tidak bisa kemana-mana.
Dan ketika HRS pulang atau dipaksa pulang, maka kehancuran berikutnya akan terpampang jelas...

Dari informasi yang saya dapat, chat mesum HRS dan FH itu valid dan baru dikeluarkan sebanyak 3 episode, dari 15 episode yang menunggu jam tayang. Dari salah satu episode itu ada yang file movie-nya dalam format 3gp. (baca: Bendera Putih Habib Rizieq)

Ngeri, kan?
Kebayang bagaimana jika semua episode itu dibuka di pengadilan, maka makin hancurlah HRS, ditelanjangi tidak keruan. Keluarga bisa hancur bahkan ia akan kehilangan massa yang selama ini mendukungnya. Sudah jatuh ketimpa tangga, tembok, genteng dan semua material pula.

Dan hinaan ini akan abadi karena tersebar dimana-mana dalam rekam jejak digital. Dalam situasi ini, coba HRS mau ngomong apa?

Makanya, tempat yg paling aman baginya sekarang adalah tidak kembali ke Indonesia. Disana dia masih memainkan episode ngeles kiri kanan supaya terselamatkan.

Karena itu, sebagai warga negara yang baik kita harus menghormati HRS yang masih disana. Tidak perlu menghina ataupun mencacinya, karena itu tidak baik dan diluar kesantunan. (baca: KAUM SARUNGAN VS KAUM GAMIS)

Cukup kita teriakkan, "putar 3gp-nya, putar 3gp-nyaaa.." untuk memenuhi rasa penasaran, apa gaya yang ia pakai sehingga begitu terkenal.

Seperti kata secangkir kopi, menyenangkan orang buahnya adalah pahala. Begitu kan, bib ? Seruputt...
Sumber: Denny Siregar

JOKOWI GERAM

Politik
Jokowi
Panasnya Pilpres 2019 sudah terasa meski ajangnya masih dua tahun lagi. Kemenangan lawan politik di ajang Pilkada DKI dan berakhir dengan di penjaranya Ahok, menunjukkan kekuatan mereka tidak bisa diremehkan.

Kekuatan finansial mereka sangat dahsyat, bahkan untuk satu momen aksi massa saja mereka dikabarkan berani mengeluarkan sampai 100 miliar rupiah. Bisa dibilang bahwa ini aksi gabungan dan saling menunggangi antar politikus, pengusaha dan kelompok radikal.

Dan Jokowi sangat tahu itu..

Karena itu -sesuai dengan sifatnya- ia tidak terpancing bereaksi terhadap apapun yang terjadi, bahkan ketika sahabatnya Ahok akhirnya harus rela masuk sel karena bobroknya pengadilan yang masuk dalam permainan para mafia-mafia ini.

Meski begitu, ia tidak bisa menyembunyikan kegeramannya terhadap kerusakan yang terjadi. Ia lalu mengumpulkan pemuka lintas agama untuk tidak terpancing isu perpecahan yang ada.

Jokowi juga tampak mengapresiasi gerakan sejuta lilin di banyak wilayah sampai mancanegara yang turut membantu mendinginkan situasi, karena gemanya sudah jauh lebih dari sekedar masalah Ahok, tapi mengarah ke persatuan dan kesatuan NKRI.

Apa langkah Jokowi selanjutnya? Kita tunggu saja, orang ini susah banget ditebaknya. Sambil menunggu, bagaimana kalau kita nyanyikan lagu "Putar 3gpnya.." dengan riang gembira?

Seruput dulu kopinya...
Denny Siregar