Rabu, 22 Februari 2017

Mengancam Dinasti Freeport, Strategi Jokowi Melawan Imperialisme Barat

Jokowi diam-diam membuat publik kaget, pasalnya ketika isu tanda tangan kontrak PT. Freeport di perpanjang, Jokowi membuat kebrakan dengan mengancam PT. Freeport untuk mengikuti Kontrak IUPK. Kontrak Karya dihapus untuk PT. Freeport karena dinilai tidak sesuai konstitusi negara. Kita sebagai warga negara Indonesia hanya bisa menyaksikan, kumpulan emas dan tembaga yang lari ke Amerika, dan Indonesia hanya mendapatkan sedikit. Papua pun sebagai tuan rumah tidak mendapatkan hak mereka yang berarti, mereka tetap sama, mengalami kemiskinan, padahal wilayah mereka adalah wilayah emas dan tembaga dunia.
Gebrakan Jokowi tepat saat isu Ahok menjadi melebar ke luar DKI, seakan-akan Jokowi memangmemanfaatkan suasana ini agar Jokowi lebih terfokus ke PT. Freeport agar kembali ke pangkuan ibu pertiwi. Serangan Jokowi terhadap PT. Freeport bukan hal yang tiba-tiba, sebelum memulai permainan, Jokowi harus mencari sekutu yang kuat untuk menghadapi PT. Freeport, karena tidak main-main, PT. Freeport adalah PT yang dikelolah oleh Amerika, negara yang kuat dalam politik internasional.
Jokowi adalah presiden yang lihai, Jokowi mulai bekerjasama dengan Putin, Beruang Eropa, negara yang berani secara terang-terangan melawan Amerika. Bahkan, Rusia tidak segan-segan membantu Suriah dalam memberantas terorisme. Sehingga, koalisi teroris di Suriah menjadi buyar, dan ambisi Barat menaklukkan Suriah melalui tangan takfiri gagal total. Tatkala Arab Saudi mengajak latihan tentara bersama, menteri luar neger menolak. Jokowi tahu, bahwa Arab Saudi adalah antek dari AS. Akhirnya, Jokowi dengan bangga bekerjasama dengan Iran. Iran telah mengirim minyak ke Indonesia, dan Indonesia menyambut itu.
Dalam bidang transportasi, Jokowi menggandeng Cina, sehingga secara tidak sadar, posisi Jokowi menegaskan, bahwa dirinya berada di pihak Timur dari pada pihak Barat. Hal ini bukan tanpa resiko, Barat dengan mudah menebarkan isu ke Indonesia agar Indonesia terpecah belah. Dimulailah isu Cina, Komunis dan Syiah. Bahkan Jokowi dianggap antek komunis dan wajib diturunkan. Isu Syiah dibuat berharap isu ini mampu membuat Indonesia porak-poranda seperti Suriah. Tetapi mereka lupa, Indonesia mempunyai dua sayap penyeimbang bangsa yaitu NU dan Muhammadiyah. NU dan Muhammadiyah sepakat untuk menjadikan Pancasila sebagai dasar negara, dan menolak segala bentuk terorisme. Jokowi pun kerap berdiskusi dengan keduan ormas tersebut, untuk mempertahankan bangsa dan negara. Bahkan, tatkala PT. Freeport dihabisi oleh Jokowi, GP. Ansor dan Pemuda Muhammadiyah siap bersama pemerintah. Bahkan Gus Yaqut mengultimatum GP. Ansor, siaga satu untuk membela bangsa dan negara, karena PT. Freeport mengajukan arbitrase ke mahkamah internasional.
Kemudian, dengan mengangkat Tito Karnavian dan Panglima Gatot lengkap sudah kekuatan Jokowi di dalam negeri. Kapolri dan Panglima TNI siap menjaga bangsa dan negara dari serangan luar dan dalam. Jokowi adalah petarung handal, meskipun dia bertubuh kurus, tetapi berjiwa jiwa. Bayangkan, Jokowi mampu mengancam PT. Freeport yang notabennya negara dalam negara. Jokowi ingin PT. Freeport tunduk kepada aturan RI. Jika tidak, apa kata Jokowi? “Silahkan pergi dari Indonesia!”
Andaikan ancaman dan kebijakan Jokowi berhasil kepada PT. Freeport, hal ini membuat pelajaran kepada para investor asing, bahwa jika ingin berinvestasi, taat pada hukum RI. Jika tidak, nasibnya akan sama dengan PT. Freeport.
Menteri Jonan pun membantu Jokowi dalam kebijakan dengan PT. Freeport. Jonan tahu, bahwa usaha untuk menguasai PT. Freeport tidak mudah, karena mereka bercokol sudah lama di Papua. Dengan UU ESDM yang baru, menteri Jonan berhasil menekan PT. Freeport dengan mudah, jika mereka mengancam ingin mengajukan arbitrase ke mahkamah internasional, menteri Jonan bukannya takut, bahkan akan mengancam balik PT. Freeport.
Itulah Jokowi, presiden yang awalnya dituduh antek asing, justru dialah orang yang berani mengancam dinasti PT. Freeport. Jokowi bukanlah orang yang suka beretorika anti asing tetapi dia lebih suka menunjukkan bahwa dirinya anti asing, tegakkan kedaulatan di dalam negara sendiri. Akankah PT. Freeport akan tunduk atau kembali kepangkuan ibu pertiwi? Marilah kita bantu perjuangan Jokowi.

FREEPORT, SI KUCING BERTOPENG SINGA

Jonan
Menteri ESDM - Jonan
Salah satu keberhasilan Freeport adalah membangun mitosnya. Mitos Freeport banyak diciptakan oleh hembusan-hembusan baik melalui tulisan maupun perkataan-perkataan pejabat, bahwa Freeport itu singa besar yang jika ditendang keluar akan membuat negara ini goyang.

Sejak dulu kita gentar ketika mendengar Freeport dan sejarah-sejarahnya. Dan ketakutan yang tidak beralasan "kalau Freeport diusir, maka negara akan chaos karena Freeport adalah sumber pendapatan besar buat Amerika. Apalagi karena dibawah emas ada cadangan uranium yang naudzubillah besarnya".

Berapa sebenarnya nilai "si raja hutan" itu?

Ternyata Freeport adalah perusahaan yang gada apa-apanya. Setidaknya dibandingkan perusahaan yang benar-benar raksasa.

Nilai jual Freeport ternyata tercatat hanya 19 miliar dollar. Bandingkan dengan Exxon yang nilainya mencapai 355 miliiar dollar dan Chevron 250 milliar dollar. Mak.. jauh kali pun kau, tulang.

Freeport hanya beti - beda tipis -ma BCA, Telkom dan BRI yang rata-rata nilai jualnya 20-25 miliar dollar US. "Exxon aja yang memasok seperempat kebutuhan nasional, gak rewel. Chevron dan Newmont juga.. " sindir Menteri Jonan. Dalam arti sederhana, "Miskin aja banyak lagunya..".

Pendapatan yang dilaporkan Freeport ke Indonesia ternyata cuman 8 triliun per tahun. Bandingkan dengan Telkom yang memberikan pendapatan 20 triliun rupiah pertahun. Freeport harusnya lebih malu lagi kalau tau pendapatan yang disetor dari cukai rokok saja 139 triliun per tahun. Atau mau dibandingin ma pendapatan yang disetor TKI? 144 triliun per tahun, port.

Karena akhirnya tahu bahwa Freeport itu sebenarnya kucing yang bertopeng singa-lah, Menteri Jonan tetap pada langkahnya bahwa Freeport harus tunduk pada pemerintah Indonesia.

Masak beruang takut ma kucing?

Pantas saja Jonan santai menghadapi Freeport. "Kalau mau tarung di ring arbitrase, ayuk.. jangan cuma koar-koar di media, pake ngancam-ngancam mau pecat karyawan segala.."

Meski santai, Jonan tetap waspada menghadapi segala kemungkinan yang terburuk. Freeport biar bagaimanapun adalah simbol Amerika di Indonesia. Dan Amerika "si pahlawan HAM", biasanya akan membela perusahaan mereka yang merasa tertindas.

Karena itulah Jonan bertemu dengan Kyai Said Agil Siradj di markas PBNU untuk berjaga-jaga seandainya Freeport memainkan isu provokasi di Indonesia. Dan NU berkomitmen penuh untuk menjaga Indonesia dan mendukung pemerintah untuk tarung di arbitrase melawan Freeport.
Yang dimaui pemerintah sederhana aja sebenarnya. Kita tidak ingin main kasar dengan konsep nasionalisasi aset asing seperti yang pernah terjadi di Venezuela pada masa almarhum Hugo Chavez berkuasa.

Indonesia ingin tetap menjadi mitra, tapi tunduk dulu pada peraturan kita dan beri peluang untuk kita menguasai mayoritas saham Freeport. Dengan begitu, kita akan menjadi tuan rumah di negeri sendiri, bukannya malah jadi tamunya Freeport.

Inilah yang dinamakan kedaulatan. Dan Jonan berkata tegas, "Saya tidak akan mundur sejengkalpun dari sini..". Freeport ternganga, "Wah kok gak kayak pejabat yang dulu-dulu ya, kasih duit habis perkara.."

Akhirnya salah satu isu yang juga ditebar adalah bahwa jika Amerika hengkang dari Freeport, maka China akan menguasai. Ini menjadi makanan empuk warga bumi datar yang haus onani dan belum ejakulasi. Strategi isu ini ingin mengulang peristiwa 1965..

Padahal kalau mereka mau banyak baca buku, bahwa banyak syarat sebelum akhirnya harus bekerjasama dengan negara asing. Penguasaan sumber daya alam harus ditawarkan dulu kepada penerintah, jika tidak mampu ke BUMN, lalu BUMD, lalu jika masih belum mampu juga tawarkan ke swasta nasional dan seterusnya..

Ahh... kejauhan kalau warga bumi datar disuruh baca buku karena mereka jenis spesies pembaca judul.

Mending suruh baca UUD 45 ajah, Pasal 33 ayat 3, "Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat". Silahkan dimakan cangkirnya ya, sesudah saya seruput kopinya.

Denny Siregar

SUDAH 50 TAHUN, PAK

Sudah 50 tahun, pak..
Sudah 50 tahun ternyata

Kita hanya menjadi pecundang
di rumah kita sendiri..

Ajak kami bangkit, pak..
Ajak kami untuk bangga menjadi bagian dari bangsa ini.

Bangsa yang dulu besar ini
Dan akan kembali besar nanti..

Terimakasih, pak..
Terimakasih sudah menjadi bagian dari sejarah ini.

Kami akan menjagamu..
Kami berjanji padamu dan pada negeri..

Kita akan bersama-sama ketika masa sulit
Dan kita akan selalu bersama pada masa senang nanti..

Seruput kopinya dulu, pak..
Bolehlah kuangkat secangkir
Demi kita, demi anak cucu kita nanti..

Denny Siregar
http://www.dennysiregar.com

Senin, 20 Februari 2017

SECANGKIR KOPI SORE HARI

Biasakanlah dirimu mendengar, membaca dan melihat hal-hal yang menyinggung keyakinanmu, terutama agama.

Kita terbiasa mengatakan sumbu pendek dan cuti nalar kepada orang lain, asal itu tidak menyerang kita. Tetapi ketika ada yang mencoba menyentil masalah keyakinan kita, tanpa sadar kita menjadi apa yang biasa kita tertawakan kepada mereka.
 
Singgungan-singgungan ini akan terus ada dan itu akan mempengaruhi banyak emosi anda. Ketika anda tegang beragama, maka mereka akan terus mengujinya, sampai anda patah.
Dan ketika anda patah, mereka akan terus menyulut api untuk membakar dan ketika api bertemu api pada akhirnya kita semua kalah.
 
Jangan terlalu percaya bahwa orang-orang di agama kita itu semua seperti apa yang mereka bahasakan. Lebih banyak orang yang mengklaim bahwa mereka mengikuti jalan Muhammad, jalan Kristus, jalan Budha dan jalan-jalan kebaikan lainnya, tetapi topeng itu akan terbuka ketika emosi mereka diuji setingkat demi setingkat.

Marahlah pada ke-zoliman bukan pada penghinaan. Seharusnya kita semua sadar bahwa yang menghina belum tentu sebaik yang dihina.
 
Jika anda paham ini, maka anda akan jernih berfikir dan tidak mudah dibenturkan oleh siapapun. Jadilah seperti secangkir kopi. Ia tidak pernah merasa hina meski sesendok gula atau secawan kecil susu mengambil peran didalamnya. Sebanyak apapun dominasi mereka, tetap saja orang memberinya nama secangkir kopi.
Seruput....

JOKOWI ITU GILA, BUKAN GAGAH

Presiden Jokowi
Jokowi Kenakan Pakaian Adat Batak
Jokowi memang tidak punya tampang gagah, kita semua tahu.

Bahkan ketika orang Batak memberinya penghargaan dengan mengenakannya baju adat raja Batak, pun tidak menambah kegagahannya. Malah jadi lucu. Mirip Lady Gaga, kata yang tidak menyukainya. Ga perlu marah, apalagi bereaksi berlebihan. Saya yakin, Jokowi juga tidak marah kok, karena itu tidak penting baginya.

Konsep gagah pada masa nusantara ini banyak kerajaan, memang sudah bergeser jauh dengan sekarang. Kalau dulu raja itu digambarkan kekar, memegang pedang, seorang petarung yang selalu berada di depan. Yah, bayangan banyak orang, raja itu harus seperti Leonidas Raja Sparta dalam film 300.

Jika sekarang, gagah itu bukan fisik tetapi lebih kepada gabungan otak dan mental. 

Sayyid Hassan Nasrallah, orangnya agak gemuk dengan jalan yang cenderung lamban. Tapi ia orang yang kepalanya bernilai jutaan dollar US, karena memimpin Hizbullah. Ratusan ribu pasukan berani mati demi dirinya, ada di belakangnya.

Ahmadinejad, perawakannya kecil dan ketika berada di kerumunan langsung tenggelam dan tidak kelihatan. Tapi suaranya keras mengaum di podium Internasional seperti di PBB, yang memerahkan telinga Israel.

Almarhum Nelson Mandela juga perawakannya kecil dan kurus dengan tubuh agak membungkuk ketika berjalan. Tetapi namanya terukir di hati para pejuang anti apartheid di Afrika Selatan sebagai seekor singa yang siap menerkam.

Mahatma GandhiJenderal SudirmanWinston Churchill dan banyak tokoh dunia lainnya, fisiknya sama sekali tidak memenuhi persyaratan sebagai petarung di lapangan. Tetapi otak dan mentalnya menakutkan banyak lawan.

Yang berusaha gagah, seperti almarhum Ferdinand Marcos mantan Presiden Filipina yang dulu gambarnya di ruang-ruang publik harus di modifikasi dengan cerita dan gambar fisik seperti Rambo memegang senjata, nyatanya hanya seorang pengecut yang menguras hidup rakyatnya.
Jadi, ketika kita hanya berpatokan pada fisik saja, sungguh keliru besar. Yang harus menjadi patokan kegagahan adalah "apa yang ia kerjakan".
Jokowi dengan tubuhnya yang kerempeng, ketika konferensi Asia Afrika menetapkan bahwa Indonesia mengakui kemerdekaan Palestina. Ini tindakan yang sangat gagah, mengingat keberpihakan pada Palestina berarti melawan mayoritas negara barat yang lebih condong ke Israel. Bukan itu saja, ia pun dengan gagah mengutus Menlu Retno untuk melantik konsulat di Ramallah di tengah kepungan tentara Israel.

Jokowi dengan gagah menjalankan hukuman mati kepada bandar narkoba manca-negara ditengah hujatan dan tekanan negara-negara maju. Ia tidak perduli dan tidak mau kompromi. Siapapun tidak bisa menekannya.

Jokowi dengan gagah melindungi Menteri Susi menenggelamkan kapal-kapal pencuri ikan Internasional sehingga kita kembali memiliki perairan kita. Jokowi juga memerangi mafia migas, mafia pangan dan banyak mafia yang selama puluhan tahun menguasai perekonomian Indonesia.
Jadi, apakah Jokowi sama dengan Lady Gaga?

Sama sekali tidak. Ia tidak menyembunyikan kekurangannya di tengah segala kelebihannya. Bahkan ia memamerkan tubuhnya yang kerempeng ketika berpanco bersama Kaesang anaknya.

Jadi, tidak salah ketika ketua-ketua adat Batak memberinya gelar raja dan ia disambut ribuan orang yang ingin bertemu dengannya, sekedar selfi atau bersalaman, bahkan sudah puas dengan cukup melihatnya saja.
Jokowi tidak perlu berpura-pura berpakaian, berjalan dan berorasi seperti Soekarno supaya ia dianggap gagah. Keberanian Soekarno itu ada dalam jiwanya, terlihat dari keberaniannya membelokkan arah ekonomi yang dulu mengacu ke barat dan sekarang digeser ke arah poros Rusia dan China.
Jokowi itu gila... bukan gagah.

Sambil ninum kopi, saya jadi teringat perkataan seorang teman...

"Sekarang cowok yang fisiknya gagah, karena sering berada di gym, adalah pujaan para cowok juga. Cewe-cewe sekarang sukanya cowo yang cabbi.. " Katanya sambil senyum malu-malu dengan wajah yang cabbi kemerah-merahan.

Aku tersenyum melihat kegagahannya dalam usianya yang diatas 30 tahun. Ia begitu gagah menerima kesendiriannya.

Sudah malam.. Seruput dulu ahhh.

Denny Siregar.

MEREKA YANG MENEPATI JANJINYA

Jokowi
Ahok dan Jokowi
"Jika saya jadi Presiden, lebih mudah mengatasi macet dan banjir di Jakarta.. ".

- Jokowi Maret 2014 -

Dan sejak Jokowi menjadi Presiden, Ahok jadi lebih mudah koordinasi dengan pusat masalah penanganan macet dan banjir. Banjir di Jakarta berkurang hingga 80 persen dan transportasi publik massal sedang dibangun dimana2..

Tidak banyak orang yang menepati janjinya. Mereka wajib kita jaga..

Denny Siregar

BUNI YANI YANG BERJUANG SENDIRI

Medsos
Buni Yani
Apa kabar Buni Yani?
Lama tak terdengar suaramu
Engkau yang dulu begitu ganas
Kini terkabar terkulai lemas
Kudengar engkau sering bulak balik ke kantor polisi
Menuntut keadilan untukmu sendiri..
Sendiri?

Kemana 7 juta manusia yang dulu bergerak karenamu?
Baru kudengar kabarmu hari ini
Berkasmu sudah lengkap dan sedang dikirim ke Kejaksaan tinggi
Sidang praperadilanmu ditolak
Ah malangnya nasibmu, nak..

Engkau teriak supaya kasusmu dihentikan
Entah apa yang membuatmu berfikir demikian
Bukankah engkau seharusnya bangga?
Kan sudah dinobatkan sebagai pahlawan Islam media sosial
Fahira Idris berkata, "Jangan biarkan Buni Yani berjuang sendiri!"

Memang mudah mempermainkan lidah
Dia tidak merasakan apa yang sedang kau rasakan
Ia berteriak di ruang DPR yang nyaman
Sedangkan engkau harus bulak balik ke pengadilan
Sudahlah tidak usah merengek
Atau menangis gulung-gulung sampe bengek
Hadapi semua dengan senyuman
Hidup itu indah bukan?

Meski harus dijalani dalam tahanan..
Apa kabar Buni Yani?
Lama tidak terdengar kabarmu
Pahlawan yang terlupakan
Dikenang tidak, cuman dimanfaatkan..

Kapan-kapan kalau sempat aku datang
Kubawakan kau secangkir kopi
Aku pasti tersenyum ketika mendengar semua keluh kesahmu
Kan kupegang pundakmu
Dan kubisikkan kata yang membangkitkan semangatku

"Sukurin...."

Denny Siregar