Tampilkan postingan dengan label Berita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Berita. Tampilkan semua postingan

Jumat, 06 Oktober 2017

Desa hantu

Menyusuri Desa 'Hantu' Dekat Puncak Gunung Agung
VICE TIO ROMPIS
Diterbitkan : 04/10/2017 16:15
LINEfacebooktwitterwhatsappblackberry907 172

Ada 28 desa yang terpaksa ditinggalkan penduduk sekitar lereng Gunung Agung, Bali. Desa-desa tersebut masuk dalam zona merah, yang berjarak 12 kilometer darir kawah. Hingga Selasa (3/10) lalu, ketika fotografer VICE datang ke Desa Besakih, satu dari desa yang dievakuasi, suasana teramat lengang. Mayoritas penduduk mematuhi anjuran pemerintah untuk mengungsi, mengingat erupsi bisa terjadi sewaktu-waktu. Tentu saja, masih ada segelintir yang memilih bertahan.
Gunung Agung, puncak tertinggi yang disucikan warga, kembali menggeliat setelah lebih dari setengah abad tertidur. Kali terakhir Gunung Agung meletus pada 1963, dampaknya sangat merusak. Lebih dari 200 orang tewas, sementara ribuan lainnya terpaksa mengungsi nyaris setahun karena desa-desa kawasan lereng luluh lantak.
Semakin canggihnya teknologi membuat pemerintah tak ingin mengulangi tragedi 1963. Lebih dari 140.000 orang telah mengungsi. Sebagian memang kembali ke desanya, demi mengurus ternak. Namun pemerintah menganggap warga yang nekat pulang tak bijak. Gempa kecil akibat aktivitas vulkanik dalam perut Gunung Agung terus tercatat seismograf dua pekan belakangan. Pakar Vulkanologi mengingatkan warga bahaya bila seseorang tetap bertahan di zona merah.
Fotografer Tio Rumpis masih menemui beberapa orang yang bertahan di desa-desa 'hantu' ketika mengabadikan rangkaian foto berikut. Sebagian dari mereka menyelinap pulang, dari pengungsian, lalu tinggal di rumah. Mereka beralasan, apabila Gunung Agung nantinya meletus, maka mereka akan melarikan diri dengan kendaraan bermotor. Pakar vulkanologi Surono, mengingatkan betapa kelirunya asumsi tersebut. Awan panas dari gunung berapi bisa meluncur dalam kecepatan 400 kilometer per jam. Membumihanguskan apapun yang dilewatinya.
Tiap jam kini serasa berpacu dengan waktu letusan. Tidak ada jaminan wajah desa-desa berikut akan tetap sama sesudah Gunung Agung memuntahkan isi perutnya.

Penolong

TERHARU 😢 KISAH POLISI JAGA RUMAH DAN RAWAT TERNAK WARGA YANG DITINGGAL MENGUNGSI
#nowupdate @denpasarnow

Tidak ada pamrih yang diharapkan oleh anggota Polsek Kubu bernama Bripka I Nyoman Dauh Artawan. Ia hanya melakukan patroli desa yang ditinggal mengungsi dan suatu ketika melihat ternak yang lemas karena ditinggal pemiliknya.

"saya kaget melihat sapi yang sudah lemas dan masih terikat di kandang. Saya langsung carikan air dan berikan makanan supaya sapi tersebut bisa bertahan hidup," kata Bripka Artawan kepada detikcom, Rabu (4/10/2017).

Bripka Artawan pada Selasa (3/10) itu hanya melakukan patroli rutin keliling rumah warga untuk mencegah adanya oknum yang ingin memanfaatkan situasi desa sepi. Hingga ia melintas Desa Tulamben, Kubu, Karangasem, adanya beberapa sapi yang tidak dievakuasi dan dalam kondisi lemas.

"Mudah-mudahan situasi cepat berakhir," ujar Bripka Artawan.

Rerumputan langsung dikumpulkan oleh Bripka Artawan dan air minum juga ditempatkan di sebuah ember yang ia temukan. Lalu ia mendekati sapi lemas tersebut dan rerumputan serta air minum itu langsung disantap tanpa henti.

"Akibat warga mengungsi, Desa Tulamben yang biasanya ramai wisatawan asing untuk diving kini seperti desa mati tak berpenghuni," ucap Bintara Polri alumni Gelombang II tahun 2003 tersebut.

Desa Tulamben yang masuk zona merah sektoral 12 Km dan zona aliran lahar dingin sudah ditinggal sebagian besar penghuninya sejak 22 September 2017 lalu. Bripka Artawan menyatakan ia tetap berada di desa tersebut untuk menjaga keamanan hingga waktunya diperintahkan untuk evakuasi.

"Kita juga tetap siaga, jika sewaktu-waktu Gunung Agung meletus. Jika itu terjadi, kita akan langsung pergi mencari tempat yang aman. Saya menjalankan perintah atasan saya untuk melaksanakan misi kemanusiaan," pungkas Bripka Artawan.

"Apalagi selama status awas Gunung Agung seperti sekarang ini, jajaran Polres tidak ada yang tidak masuk kerja di bawah pimpinan langsung Kapolres Karangasem (AKBP I Wayan Gede Ardana). Beliau yang memimpin langsung giat operasional Polres dan Polsek," ungkapnya.

Perhatian Bripka Artawan terhadap ternak warga yang tidak diungsikan tersebut mendapatkan perhatian Kapolres Karangasem. Atasan Bripka Artawan itu mengapresiasi kinerja Bripka Artawan yang tidak hanya patuh pada perintah tapi juga memiliki semangat kemanusiaan yang tinggi.

"Di saat warga Desa Tulamben meninggalkan rumahnya untuk mengungsi akibat status awas Gunung Agung, Bripka Artawan tetap melaksanakan tugas dan menjalankan perintah atasannya. Perintah ini sesuai apa yang disampaikan Kapolda Bali (Irjen Petrus Reinhard Golose) bahwa masyarakat diminta untuk tidak panik, tetap tenang dan tidak khawatir karena polisi akan menjaga rumah serta hewan ternak milik para warga," kata Ardana terpisah.

Jumat, 18 Agustus 2017

Dirgahayu nkri ku

Buat gue ini adalah salah satu photo terbaik pada Upacara Penurunan Bendera, Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Negara, kemarin sore.

Namanya Frans  . . . (gue lupa nama lengkapnya) dan dia yang pertama kali disebutkan oleh Wapres Jusuf Kalla sebagai peserta dengan kostum nasional terbaik. Dengan gagah dan penuh percaya diri, Frans yang adalah salah satu kepala suku di pedalaman Papua, berjalan, tampil di hadapan publik menuju panggung utama/panggung kehormatan di mana presiden dan wapres dan segenap tamu kehormatan lainnya hadir saat itu.

Secara politis ajang lomba berpakaian nasional pada perayaan kali ini adalah manuver politik cantik dari Presiden Joko Widodo dalam menghadapi gempuran (baca : pemaksaan) budaya asing (baca : Arab) berkedok agama ke dalam kehidupan berbangsa dan bernegara rakyat Indonesia.

Ibarat kata ketika kamu diejek dan dihina-hina, tak perlu kamu marah. Tampilkan semua yang terbaik yang kamu miliki, bersoleklah secantik dan setampan mungkin, bongkar lemari pakaianmu, pilihlah pakaian terbaikmu dan kenakan di depan para penghina itu, persembahkan senyuman simpatik nan menggodamu itu,  lambaikan tangan dan sapa mereka🖐️✋

'' Hello, saya Indonesia.''👊💪😍💪👊

Memukul telak lawan-lawanmu lewat jalur budaya ibarat meng-KO mereka tanpa menimbulkan huru hara atau keributan yang tak perlu.

Bravo pak presiden.

Revolusi mental

Sy memang bukan siapa2 di kementan.. tapi sy sangat merasakan semangatnya pimpinan kita sekarang ini beda.. semangat utk mencapai target demi target tdk hanya utk ketahanan tapi jg kedaulatan pangan.. kita kerja 24 jam, demi memastikan sawah itu ditanam sesuai jadwalnya, tidak hanya eksisting, tapi jg lahan sawah baru, menjamin beras itu tetap ada selama org indonesia makanan pokoknya masih nasi, bukan gorengan. Mencurahkan segala sumber daya, man, money, methode, machine, material, market dan segalanya utk swasembada. Kita tidak lg money follow function, tapi money follow program di setiap aspek perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Di setiap pekerjaan, dituntut apa outcomenya utk masyarakat. Reward dan punishment pun jg kita terima. Jadi bukan pimpinan kita saja yg ga rela kalo ada sebagian pengusaha yg mendapatkan keuntungan dari segala pengorbanan yg kita lakukan utk negara, tapi saya juga ga rela. Mungkin dulu, keberadaan perusahan2 besar seperti ini tidak menjadi masalah. Tapi sekarang beda.. kepentingan utk mewujudkan kedaulatan pangan di atas segala galanya.. status ini sy dedikasikan utk temen2 yg sudah mengorbankan waktu utk keluarga demi bekerja utk negara..

PERUBAHAN ITU ABADI

PERUBAHAN ITU ABADI SEPERTI SECANGKIR KOPI...

"Ah.. saya lebih senang ke mall, pilih-pilih langsung dan beli. Kalau beli di online bla bla bla..."

Dalam pesatnya kemajuan toko online kita masih mendengar komentar seperti ini. Dan ini wajar, sampai pada waktunya mereka juga - mau tidak mau - akan berubah.

Saya adalah generasi istimewa yang mengalami perubahan drastis dari penggunaan mesin ketik ke komputer. Dulu juga saya sering mendemgar komentar para senior bahwa, "mesin ketik jauh lebih enak daripada pake ms word..".

Tapi perkembangan masa tidak bisa ditahan, pada akhirnya mesin ketik masuk museum dan mereka yang tidak mengikuti perkembangan terlibas zaman.

Begitu juga ketika seorang teman berkata, "masih lebih enak baca koran. Aroma kertasnya yang membuat saya rindu.." Dan sekarang kulihat dia lebih sering membaca berita lewat gadgetnya.

Kutanya, "Masih langganan koran ?" Dia menjawab pahit, "Sudah berhenti setahun lalu. Semua berita ada di gadget, lebih murah dan lebih cepat.."

Dan banyak lagi perubahan yang sangat pesat kusaksikan dengan mata kepalaku sendiri. Kaset yang menghilang. Telepon rumah menjadi smartphone. Kamera Polaroid menjadi drone. Dan entah sulit kuhitung dan kuingat karena begitu cepatnya tehnologi bergerak.

Dan untungnya, saya bukan termasuk orang sentimentil yang bertahan dengan budaya lama. Saya terus mengikuti perkembangan tehnologi dan membiasakan diri untuk bergerak bersamanya.

Dulu saya membuat status fesbuk di Blackberry dengan keypad karena "keypad di touchscreen gak enak". Tapi akhirnya harus merubah budaya melihat layar yang lebih lebar...

Perubahan teknologi adalah juga perubahan budaya.

Dengan semakin canggih dan murahnya teknologi, maka muncullah toko-toko online yang meraup omzet triliunan rupiah. Dan itu bukti dari semakin berubahnya budaya belanja ke mall - suka atau tidak suka.

Pada akhirnya nanti toko offline akan tutup karena tidak mampu bersaing sebab mereka terbeban biaya operasional toko yang tinggi.

Itu baru di zaman saya. Entah apa yang akan terjadi di zaman anak saya - yang hampir seluruh kegiatan dilakukan di depan gadget, mulai menerima PR dari guru sampai mencari bahan untuk skripsi.

Kita tidak bisa menghalangi perkembangan teknologi, yang bisa kita lakukan adalah berselancar dengannya. Kita akan merubah kebiasaan kita atau tenggelam bersama nostalgia.

Saya bilang saya generasi istimewa.

Karena generasi sekarang ini adalah generasi penemu dengan berubahnya budaya. Mereka yang siap menghadapi perkembangan dan mencegatnya di simpang jalan adalah orang-orang yang sukses di depan.

Semua teknologi yang kita ciptakan, semua model perdagangan yang kita lakukan sekarang dengan mengikuti perubahan, dalam kurun 5-10 tahun ke depan akan menjadi bisnis besar dan mapan. Itu jika kita mulai produktif dan tidak selalu konsumtif..

Yang diperlukan sekarang adalah orang-orang kreatif dan mempunyai pemikiran liar dan berani memulai. Karena kerja otot sudah ditinggalkan dan kerja otak akan di maksimalkan...

Berfikirlah 5-10 tahun ke depan dan mulai bergerak menyambutnya sekarang.

Pada akhirnya cafe dan warung kopi akan penuh oleh mereka yang bekerja dengan tanpa seragam sambil melihat gadget menatap pendapatan yang naik setiap bulan...

Selamat datang perubahan. Engkau abadi seperti secangkir kopi...

www.dennysiregar.com

Jumat, 02 Juni 2017

SURAT UNTUK DEK AFI

Generasi Milenial
Afi Nihaya
Iseng-iseng kebaca tulisan bahwa adek kita Afi dituding melakukan plagiat karena mengkopi tulisan lama seseorang bernama Mita. 

Sebenarnya itu kasus remeh temeh aja, saya juga gak tau kenapa itu bisa sampe booming -sampe berdebat segala- dan akhirnya dek Afi nangis deh di pelukan bapaknya waktu di tanya lagi, "Apakah adek benar melakukan plagiat?". 

Sejak awal saya khawatir dengan melesatnya dek Afi terlalu tinggi. Sejak tulisannya berjudul "Warisan" di share puluhan ribu orang (bukan jutaan ya spt klaim biasa dr kaum seberang selokan), dek Afi seperti mendapat perhatian berlebih dari banyak orang.

Dan dek Afi memenuhi banyak syarat bagi kita sebagai penonton sinetron siang malam, untuk dieksploitasi semaksimal mungkin. Ia wanita, ia pintar menulis dan ia baru lulus SMA. "Baru lulus SMA" nya itu nilai plus, soalnya kalo udah bangkotan kayak mas Eko Kuntadhi ya gak laku dijual..
Saya jujur sempat khawatir dengan mentalnya..

Kita ini terbiasa makan buah peraman, yang dipaksa matang supaya cepat dijual. Dan dek Afi ini didorong, digiring, diangkat keatas oleh banyak media yang tidak ingin ketinggalan meraup rating dengan menghadirkan fenomena "orang yang lagi terkenal".

Maka muncullah dek Afi dimana-mana, bahkan sampai ke telinga lingkar satu Presiden yang ingin memanfaatkannya untuk mendongkrak kembali nama Presiden yang sebelumnya sempat turun elektabilitasnya..

Dan karena sudah begitu tinggi, ketika ia disentil sedikit, "Apakah benar dek Afi melakukan plagiat?" maka tumpahlah tangisnya di pelukan sang ayah yang terus mendampinginya kemana-mana. Baru terlihat bahwa ia sebenarnya fragile, mudah pecah.

Mentalnya belum siap menghadapi permainan lawan yang ingin menghancurkannya sampai lumat, yang menyerangnya dari segala sisi untuk mencari kelemahannya.

Ia belum berpengalaman seperti Birgaldo Sinaga yang kerap dihujat gay padahal ia lelaki tulen (maaf bro, ini serangan lawan). Dek Afi juga belum terbiasa seperti Ustad Abu Janda al-Boliwudi yang biasa di sebut sebagai ustad gadungan, padahal yang bilang abu janda ustad beneran juga siapa ye?

Sayangnya dari ke 3 lelaki yang saya sebut diatas, meskipun tulisannya terkenal kemana-kemana belum ada yang di undang bertemu Presiden khusus seperti dek Afi (qiqiqi nasibmu prens..).

Saya paham kenapa Presiden gak mau ngundang mereka, wong kalau saya jadi Presiden juga males liat wajah mereka yang sok unyu-unyu tapi sebenarnya ganas ketika melihat janda-janda muda.

Jadi saran saya, biarkanlah dek Afi sendiri dulu sambil berlatih menghadapi serangan-serangan musuh dalam skala kecil sehingga ia terbiasa. Jangan ia diangkat terlalu tinggi sehingga ketika jatuh, sakit sekali.

Dek Afi, sudah harus terbiasa dituduh Syiah, JIL ,liberal - bahkan sampe taraf dianggap mahluk mengerikan sehingga kalau ketemu muka layak dibacakan ayat pengusir setan. Kalau sudah terbiasa dengan itu, dek Afi pasti sudah ketawa-ketawa membaca tudingan-tudingan seperti itu. Anggap saja seperti duduk ditaman. Ada suara jangkrik, ada suara angin dan banyak juga suara monyet-monyet bersautan.

Jadi dek Afi, tidak perlu terlalu serius menanggapi tudingan plagiat itu. Seorang penulis sejati akan terus menulis semua keresahannya dan tidak akan kehilangan arah meski betapa kuat tekanannya. Tulisanku juga sering di copas dimana-mana, tapi tidak pernah marah karena ketika "kata-kata sudah keluar dari lidah, maka ia sudah bukan milikmu lagi".

Bahkan ada yang aneh. Aku dimarahi oleh seseorang lewat komen, pake tulisanku sendiri. Seperti ditabok orang pake sendal sendiri..

Jadi turunlah sejenak dek Afi, angin diatas begitu kencang. Jangan sampai ketenaran menghancurkan kualitas karya-karyamu selanjutnya.

Para generasi milenial membutuhkan seorang patron dalam kehidupan mereka, dan dek Afi bisa menjadi inspirator mereka.

Dengan catatan, asal dek Afi kuat. Apalagi kalau nanti ada 720 pengacara serentak menyerangmu. Kalau sudah sepaham, angkat secangkir susu kental manisnya, dek.. jangan minum kopi dulu, entar kayak abang jadi manis selalu.

Ini Pesan Jokowi ke Kades: Gunakan Dana Desa Secara Efektif dan Efesien

   Dana yang dianggarkan untuk membangun desa tidaklah sedikit, bahkan terus meningkat dari tahun ke tahun. Tahun 2015 sebanyak Rp20 triliun, lalu naik jadi Rp47 triliun pada tahun 2016.
Ilustrasi: Dana Desa
Berapa dana desa yang dianggarkan untuk tahun 2017 ini? Rp60 triliun. Enam puluh triliun rupiah! Besar sekali.

Kemarin, dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengawasan Intern Pemerintah di Jakarta, saya ingatkan agar para kepala desa mengelola dana tersebut secara efektif dan efisien.


Rp60 triliun itu bukan uang sedikit. Bisa menjadikan desa kita baik, tapi juga bisa menjadikan kepala desa tersangka kalau cara-cara pengelolaannya tidak baik. Jangan sampai lebih sibuk membuat laporan daripada turun ke lapangan untuk membangun desanya. Demikian, tulis pak Jokowi dalam akun sosial facebooknya.

Tulisan Jokowi tentang dana desa, mendapatkan respon yang beragam dari para netizen, soal dana desa. Diantaranya, "dana banyak yg dikucurkan kedesa2 tp pengawasan kita masih belum maksimal. Lakukan evaluasi pak"

Komentar netizen lain,  "bagi yg berkoment negatif mohon jgn selalu mencari kesalahan orang lain jika pembangunan di desa blm sesuai dgn harapan jika mmg anda warga desa tersebut sampaikan aspirasi anda melalui BPD di desa masing2..jadikan diri anda sebagai sarana berkaca pejabat desa dengan melakukan pemberian kritik dan saran secara langsung ke pejabat desa anda masing2 dan juga dengan cara aktif di kegiatan desa termasuk acara musyawarah desa". Dll.

BUMDes Kian Penting, Jadi Motor Perekonomian Desa

Badan Usaha Milik Desa  - Keberadaan badan usaha milik desa (BUMDes) dinilai sangat strategis untuk memberdayakan dan menumbuhkan ekonomi masyarakat desa. Oleh karena itu, pemerintah desa bersama masyarakat dapat mendirikan BUMDes yang sesuai dengan kondisi wilayah masing-masing.
BUMDes (Badan Usaha Milik Desa)
Melalui BUMDes, desa punya potensi dan peluang yang besar untuk meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat dan penggalian pendapatan asli desa (PADes). 


Belajar dari pengalaman lapangan, pendirian BUMDes yang didukung oleh masyarakat desa, rata-rata mudah tumbuh, berkembang dan maju. Kenapa masyarakat mendukung, karena mereka sudah paham maksud dan tujuan pendirian BUMDes.

Kehadiran Badan Usaha Milik Desa diatur oleh UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. BUM Desa adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.


Di dalam UU Desa tersebut, terdapat 4 pasal yang menjelaskan mengenai BUMDes, yang terdiri atas:
  • Pasal 87 Mengenai Semangat yang melandasi pendirian dan pengelolaan BUMDesa
  • Pasal 88 mengenai pendirian BUMDes
  • Pasal 89 mengenai Manfaat berdirinya BUMDes
  • Pasal 90 mengenai arah pengembangan bisnis BUMdes yang bermanfaat bagi masyarakat desa.
Dari pasal-pasal yang ada dalam UU No. 6/2014 tersebut, dapat disimpulkan bahwa BUMDes diharapkan dapat memegang peranan penting dalam pengembangan potensi desa secara kolektif untuk meningkatkan kesejahteraan warga desa dan PADes.(*)

Rabu, 24 Mei 2017

RAISA, HANCURNYA HATIKU

Pernikahan
Raisa
Raisa, bolehkah aku menandai hari ini sebagai hari berkabung nasional ?
Sesudah ku mendengar bahwa dirimu sudah lamaran, ingin rasanya kutendang kaleng-kaleng di pinggir jalan sambil berteriak, "Kenapa ya Tuhannn.. Kenapa kau turunkan ujian yang tidak bisa kutahannn?".

Mungkin engkau tidak tahu, hasrat yang kupendam selama ini kepadamu.
Bahkan aku pernah bermimpi sedang chatting denganmu.. Engkau dengan tanpa selembar handukpun di tubuhmu sedang berpose di kamar mandi dan tempat tidur dengan background televisi kotak itu, meski aku sempat heran dan bertanya dalam hati, "Duitmu kan banyak, kenapa gak beli yang sudah flat aja.."

Jengah aku kemudian menutupi semuanya dengan emoticon buletan kuning yang tersenyum manja dan tanda cinta khusus di tempat yang vital saja, yaitu di kedua belah matamu. Tempat lain, biarkanlah terbuka..

Bahkan ada saat engkau menyebut "pisang" dalam chatmu, yang membuatku tersentak. Pisanggg ?? Jeritku dalam hati. Meski akhirnya aku kecewa karena engkau juga menyebut pepaya, mangga dan jambu. Rupanya engkau sedang nyanyi "pepaya, mangga, pisang, jambu. Dibeli dari pasar minggu..Disana banyak penjualnya.."

"Stress dia kak emma.." Katamu kepada sahabatmu. Kukira dia wanita, ternyata namanya emmadudin. Aku sempat cemburu dengan hubungan kalian, sampai aku tahu bahwa kak emma yang kamu maksud senangnya pake daster biru berenda di dada meski profesinya pengacara.

Mirip fahmi shahab penyanyi kopi dangdut dengan gaya daster jamaika, tapi yang ini dasternya lebih menyala..

Dan kamu tahu, Raisa, apa panggilan sayangmu kepadaku ? Al khottot, begitulah kamu memanggilku. Entah apa artinya itu, mungkin karena aku berotot atau aku orangnya suka ngotot..

Aku tidak terima, Raisa.. aku tidak terima kamu dilamar orang itu. Akan aku adukan ke PBB, mungkin mereka akan mendengarkan. Aku kirim surat ke markas mereka di Jenewa, meski akhirnya suratku balik juga dengan tulisan indah, "Markas PBB itu di New York, Gorilla..."

Aku kecewa, Raisaaa.. kecewa. Aku lari ke Mekkah, trus ke Malaysia, Mekkah lagi, Malaysia lagi begitu seterusnya. "Kok cuman dua negara itu aja, bang ?" Tanyamu. Iya, soalnya visaku sudah habis jadi harus begitu caranya..

Sudah, Raisa.. aku sudah tidak ingin memikirkanmu lagi. Aku di depan teman2ku adalah seekor singa ganas ketika orasi, di hadapanmu menjadi singa kurus tak terurus ketika kau ajak aku ke kantor polisi.

"Ada apa di kantor polisi ??" Tanyaku waktu itu. Engkau menjawab, "Aku panik, bang.. panik. Mereka menyimpan video 3gp adegan panas kita !!" Tangismu meledak. Aduh, kasian.

Aku sendiri tidak mengerti kenapa engkau begitu panik, apakah terlalu berat bagimu adegan yang kita filmkan waktu kita sedang ngobrol di depan kandang kambing berjam2 terpapar sinar matahari yang sedang mekar ?

Itu panas banget, Raisa.. dasterku sampe basah karena keringetan...
Raisa, pergilah.. Mungkin itu yang terbaik bagimu. Engkau sudah menjadi tersangka bagi lelaki itu, tinggal menunggu hari pengadilan dan ditahan selamanya di rumah kalian nantinya. Dan aku.... aku disini, di Saudi, sedang bersama onta-onta yang tidak pernah bisa mengerti situasi hatiku saat ini.

Setiap detik yang kulihat cuman onta dan kurma, dan maaf jika terkadang wajah onta itu terselip wajah cantikmu. Itu karena aku kangen sekali padamu. Saking kangennya kuelus2 onta itu dan dia merem melek penuh napsu..

Raisa, selamat jalan. Bahkan secangkir kopipun tidak mampu menampung airmataku..
Sebagai catatan akhir, biarlah aku berpantun seperti masa SMA dahulu. "Empat kali empat sama dengan enam belas.." Entah ini pantun apa, yang bikin pasti dulunya kalau bukan tukang pas poto bisa juga guru matematika. WITH LOBE.. #HariPatahHatiNasional

Jumat, 19 Mei 2017

GENERASI MILENIAL

Penulis
Afi Nihaya
Tiba-tiba saja beranda saya dipenuhi copasan tulisan seorang anak SMA, namanya Afi Nihaya Faradisa.

Judul tulisannya "Warisan". Menarik dan bagus sekali tulisannya. Saya masuk ke akunnya dan - wow - tulisan itu dishare 38 ribu orang. Akunnya sempat diretas dan sekarang sudah balik kembali.

Tulisan tentang warisan yang berbicara tentang agama itu menjadi menakjubkan ketika dikeluarkan oleh seorang anak SMA - mungkin kalau Gus Mus yang nulis, jadi biasa-biasa aja. Kita kaget, ternyata ada juga ya anak SMA yang bisa berfikir dewasa seperti itu..

Saya jadi ingat Gloria Hamel, anggota paskibra yang juga masih SMA. Dia datang dalam sebuah acara diskusi. Dia bercerita banyak tentang masalah pada remaja seusianya. Internet mengepung mereka dengan segala dampak baik dan buruknya.

Mengerikan -begitu kata Gloria- ketika ia mendapati teman-teman seusianya dalam pergaulan bebas dan pamer lekukan dan ciuman yang diupload ke youtube supaya dilihat banyak orang.

Disatu sisi, saya bertemu juga dengan banyak remaja SMA yang menjadi simpatisan FPI. Mereka berpakaian putih dan menutup wajahnya dengan kain putih seakan sedang berperang di Palestina. Mereka siap tawuran dengan siapa saja yang menghalangi mereka ketika sedang bersama-sama dengan kelompok garis keras.

Saya paham susahnya menjadi remaja seusia mereka. Ketika itu saya dikepung oleh ganja, minuman keras dan obat penenang bermacam2 dengan harga sangat murah, sama dengan harga sekeping kaset musik waktu itu. Sulit sekali mencari diri sendiri waktu itu, ketika lingkungan semua bergerak ke arah yang sama.

Karena itu saya salut dengan Afi dan Gloria..

Mereka bergerak dalam ruang yang berbeda, menentang arus dari liberalis yang keblalasan dan agamis yang menakutkan, dua kutub berbeda yang sama kerasnya. Afi dan Gloria berusaha menyeimbangkan keadaan dalam dirinya untuk berdiri ditengah dan berusaha bijak dalam bersikap.

Situasi yang membentuk mereka, menatah mereka ketika melihat keanehan2 yang terjadi dengan mata remaja mereka. Mereka menolak untuk menjadi "begitu-begitu" saja dan ingin tampil dalam bentuk yang berbeda.

Tidak banyak remaja yang sanggup seperti Afi dan Gloria. Kebanyakan larut dalam situasi, seperti teman-teman SMAku dulu yang meninggal karena overdosis heroin. Saya harus angkat topi kepada mereka..

Dan ketika kulihat anak perempuanku yang juga masih SMA, aku mendengar hal yang mengagumkan juga. Ia ternyata seorang penulis di blognya. Hanya tulisannya semua dalam bahasa inggris dan teman-teman pembacanya juga dari banyak negara.

Saya selalu percaya, bahwa benih yang baik akan tumbuh menjadi tanaman yang baik pula. Mereka akan menjadi apa yang mereka makan. Karena itulah saya selalu berusaha memberi mereka makanan yang baik pula, yang halal dan bersih dari segala model suap apalagi korupsi. Tidak ingin kukotori akal mereka dengan siraman harta haram dari hasil merampas hak orang.

Begitulah ketenangan para orangtua ketika mereka memahami sebab akibat dalam kehidupan. Tidak perlu cemas anak kita akan menjadi apa nantinya, selagi kita sirami mereka dengan semua yang baik dan halal..

Saya sendiri tidak paham, bagaimana bisa seseorang berkata bahwa "ini ujian Tuhan" ketika anaknya terperosok dalam kegelapan. Ia tidak sibuk mengupas dirinya sendiri dengan apa ia memberi keluarganya makan. Tuhan selalu menjadi pihak yang tersalahkan..

Ah, panggilan untuk naik pesawat sudah terdengar. Kuangkat ranselku, kuhabiskan cangkir kopiku.

Solo, aku datang...

RUN, HABIB, RUN

Tuhan
Wrong Number
Kisah pelarian Habib Rizieq mengingatkan saya pada film Forest Gump. Pada film itu ada adegan dimana Forest berlari tanpa tujuan selama setahun - kalau tidak salah. Ia berlari karena ibunya meninggal. Bingung karena orang yang selalu melindunginya itu sudah tiada, ia berlari tanpa arah mencari ujung dunia.

Di perjalanan, ia bertemu banyak orang. Berita larinya ia tanpa henti mendapat pemberitaan besar dari media massa.

Dan akhirnya orang banyak mengikutinya -berlari di belakangnya- mengejar satu patah kata saja darinya. Forest sudah dianggap Tuhan oleh mereka yang bimbang, karena perilakunya yang aneh dan unik. Mirip dengan Habib Rizieq dengan narasi yang betbeda tentunya..

Habib -kita singkat saja dengan HR- berlari karena ada masalah yang tidak bisa ia selesaikan. Masalah chat porno yang akan mengugurkan kesuciannya sebagai Imam besar. Kalau masalah menghina Pancasila sih bisa dihadapi dengan gagah, tapi muka mau ditaruh dimana kalau nanti 3gp porn nya keluar?

Bingungnya HR membuat spekulasi di banyak pendukungnya. Mereka masih berhalusinasi bahwa HR adalah ulama besar. Bahkan ada yang menyamakan ia dengan Nabi Muhammad SAW.

Ada yang bilang bahwa kaburnya HR adalah perlawanan. Ada yang berkata bahwa HR di kriminalisasi, bahkan ada yang akhirnya mengalah dan mengakui bahwa mungkin saja HR itu cabul, tetapi karena ia ulama maka itu disebut cabul syariah. Saya mencoba mengerti jalan pikirannya HR dan kebingungannya. Saya akan mencoba berlari dan berfikir seperti HR..

HR pasti bingung dan terus berlari karena ia tidak tahu mau kemana lagi. Mau ke PBB, tapi dulu pernah ia hina. Mau ke Komnas HAM, tapi dulu pernah ia ejek. Bahkan ada rencana mau ke Hasto dan Wiranto, tapi dulu mereka pernah ia cibir.

HR semakin bingung ketika pengacaranya datang ke stasiun televisi pake daster biru berenda. Ini pengacara atau modelnya dannish collection ? Sesudah diingat-ingat, ia baru sadar bahwa itu daster yang akan ia kenakan saat penobatan Imam besar nanti, meski sayang tidak akan terjadi.
HR pun terus berlari..

HR tambah semakin bingung ketika Jokowi tidak turun-turun juga dari kursi Presidennya. Padahal ia mau balik kalo sudah ganti Presiden, sedangkan Pilpres masih 2 tahun lagi. Iya kalau Jokowi kalah, kalau menang lagi? "Bisa 7 tahun gua lari.." begitu pikirnya dan ia berlari lagi..

Akhirnya dapat kabar bahwa di Zimbabwe ada pendeta yang punya nomer telepon Tuhan. Dengan memberanikan diri ia menelpon ke pendeta itu, dan mencoba meminta nomer Tuhan siapa tahu bisa membantunya.

"Halo.. saya boleh minta nomer telepon Tuhan ?"
Terdengar jawaban, "Tuhan yang mana? Tuhan yang kamu ciptakan ataukah Tuhan yang menciptakanmu?"

HR agak heran dengar jawaban itu, dan ternyata ia salah nomer. Ia menelpon pemeran film PK - yang ia lupa namanya. Ia kemudian berlari lagi..

Sambil berlari ia memotivasi dirinya, "Kamu adalah singa, kamu adalah sang raja..". Tetapi ketika melihat bayangan dirinya ditanah, ia heran singanya kok kurus kering dan berkumis? Jangan-jangan itu singa koramil?

Maka ia terus berlari, berlari dan berlari. Ia lari ke Malaysia, trus balik lagi ke Mekkah, trus ke Malaysia lagi. "Hebat bener, bib.. larinya sampai ke luar negeri.." kata seseorang. "Iya, soalnya Visanya habis jadi kudu masuk, keluar, masuk lagi gitu." Jawabnya. Pinterr..

Dapat kabar dari Indonesia, si temen kak Emma itu lagi hamil beritanya. "Arrrggghh, yang benerrrr.. " makin paniklah ia dan kembali berlari lagi diikuti pendukung-pendukungnya yang menganggap ia dewa dari segala dewa. Mereka pikir HR sedang berdoa, padahal sedang komat kamit karena gak tau harus ngomong apa.

"Aaaaminnn..." koor dibelakang sana mengamini komat kamit HR meski tak tau maknanya. Pokoke bahasa arab itu bahasa surga, begitu keyakinan mereka..

Entah sampai kapan pelarian ini berlangsung. "Habis lebaran dia pulang" kata pengacaranya. "Sekalian mau maap-maapan sama semua orang.." Segitu gampangnya ternyata.

Nonton film Forest Gump dan Habib Rizieq memang asik, sambil minum secangkir kopi dan sekaleng khong guan berisi rengginang. Saya jadi berfikir, mungkinkah ada masa lalu HR yang mirip dengan Forest dulunya?

Mungkin ada seorang wanita dari masa lalu yang berteriak dengan keras dan cemas menyuruhnya lari, "Run, Habib... Runnnn".


Maka kaburlah HR sekencang-kencangnya.

Denny Siregar