Rabu, 15 Februari 2017

Antasari Bernyanyi, SBY Berkicau, Jokowi Asik Lihat Papan Catur

Hari ini merupakan hari yang sangat specialSpecial bukan karena hebohnya pemberitaan kasus Antasari Azhar dengan nyanyiannya di tengah-tengah masa tenang pilkada. Bukan karena kepastian hukum kasus Ahok yang kembali menjabat sebagai gubernur dan diprotes oleh 90 anggota DPR. Bukan karena besok adalah hari pencoblosan. Bukan juga karena hari ini adalah hari Valentine.
Tapi special karena semuanya mengarah kepada Pak Presiden Jokowi. Pada umumnya, permainan catur memiliki beberapa jenis buah catur. Kita tahu ada 8 pion mengisi baris depan, lalu di belakang ada dua benteng, dua menteri, dua kuda, dan satu raja dan ratu.
Namun sepertinya di dalam permainan catur Pak Jokowi, ia memiliki 16 buah catur yang seluruhnya adalah kuda! Curang Pak Dhe! Ulang permainannya! Ga acih!
Kronologis Gerakan-Gerakan Kuda Pak Jokowi
Banyak cara bermain kuda yang dilakukan oleh Pak Jokowi. Pak Dhe tidak pernah memberikan respons langsung akan suatu permasalahan yang berhubungan dengan dirinya.
Seperti kasus ketika Pak SBY sedang mencuit-cuit tentang pemborosan uang untuk membangun infrastuktur. Pak Jokowi tiba-tiba mendatangi mega proyek mangkrak di Hambalang. Sampai-sampai ada peribahasa yang muncul. “Sidak ke Hambalang sedetik, rusak Tour de Java sebulanan”.
Ada lagi ketika Pak Dhe mengundang makan beberapa tokoh penting negara, Pak SBY sempat harap-harap cemas dan menggunakan media Twitter untuk curhat. Lagi-lagi kuda tersebut tidak merespons kepada Pepo.
Kejadian serupa di kasus 212, di tengah-tengah animo masyarakat yang sedang kurang percaya kepada pemerintahan mengenai kasus dugaan penistaan agama yang dituduhkan terhadap Ahok. Siapa yang menyangka Pak Dhe memainkan dirinya sebagai kuda yang hadir di sana dan memberikan kata sambutan sebentar kepada para peserta 212?
Pada akhirnya, kuda liar yang muncul adalah Pak Antasari yang menghebohkan dunia persilatan Indonesia dengan pengakuannya. Ia berani berbicara karena ia memiliki bukti. Tidak mungkin seorang mantan ketua KPK mengemukakan sebuah pernyataan bohong. Lagi pula ia juga tidak mungkin tidak memikirkan kelanjutan keluarganya jika ia memberikan pemberitaan bohong.
Nyanyian Antasari…
Pengakuan Antasari kepada MetroTV merupakan pengakuan yang pernah ia katakan sebelumnya. Namun ada sedikit hal yang pada saat itu tidak dibukakan. Hari ini seluruhnya sudah jelas. Jika SBY bukanlah pelakunya, mengapa ia harus dengan segera melakukan klarifikasi? Jawabannya sederhana, yaitu karena Pak Mantan merasa terancam dengan nyanyian AA Gym. Ups, maksud saya AA (Antasari Azhar).
Mengapa Pak Mantan merasa terancam? Jawaban akan semakin mengerucut kepada satu keadaan, yaitu karena adanya kesalahan-kesalahan Pak Mantan yang mungkin masih dapat diakses oleh pihak berwenang pada saat ini.
Di dalam keadaan genting seperti ini, maka tidaklah heran jika orang yang sedang panik akan melakukan klarifikasi yang terburu-buru untuk mengembalikan kepercayaan publik terhadap 10 tahun kinerjanya sebagai presiden ke-6 RI yang berhasil menekankan anti-korupsi. Rusak.
Selesai sudah orang-orang yang ada di poros lingkaran setan kasus ini, baik dinasti Cikeas yang sekarang sudah pindah ke Kuningan bersama dengan anak-anak tercinta Ibas dan Agus, dan besan Aulia Pohan.
Tidak lupa juga terlibatnya Hary Tanoe yang dulunya ternyata hanya debt collector suruhan SBY. Ia pendukung Anies Sandi juga anyway.
Curhat Pepo Episode Tiga…
Konferensi pers dilakukan oleh Pak Mantan untuk mengklarifikasi kejadian tentang dirinya, namun di dalam curhatnya, ia justru menganggap ada permainan politik untuk membuat Agus Sylvi kalah di putaran pertama (jika ada putaran kedua). Ia juga merasa ada kecenderungan dan kemungkinan pihak-pihak yang berkuasa, menggunakan kekuasaannya secara semena-mena. Siapa lagi yang dimaksud kalau bukan Pak Dhe dan jajarannya?
Kita semua tahu bahwa Pak SBY sudah kesemsem banget ingin makan bersama Pak Dhe. Namun siapa sangka, justru dengan kejadian ini, Pak Dhe sepertinya semakin illfeel untuk mengundang SBY duduk semeja dan berbincang-bincang dengannya. Gerakan kuda Pepo ini sepertinya gerakan kuda gila yang keluar dari papan… Pupus sudah harapan Pepo untuk duduk semeja dan makan dengan Presiden Jokowi.
Padahal kasus ini adalah kasus Antasari Azhar dengan dirinya, mengapa Pak Mantan mengaitkannya dengan Pilkada DKI? Sudah jelas, Pepo yang kita kenal adalah Pepo yang terlalu banyak melakukan asumsi. Asumsi-asumsi Pepo sengaja dilakukan untuk menarik simpati pendukung Agus Sylvi agar semakin solid. Namun, usaha ini sia-sia. Pendukung Agus Sylvi per klarifikasi hari ini sudah dipastikan menurun.
Sudahlah Pak…
Hasrat Pepo untuk memenangkan anaknya di dalam kontes Pilkada ini seperti menunggu hujan di dalam gua alias hampir mustahil.
Kok sekarang saya jadi kasihan sama Pak Mantan? Saya pun pernah kasihan dengan Pepo pada saat pilpres 2004 dan 2009. Ia dengan sangat cerdik mencitrakan dirinya sebagai orang yang terzalimi dan ternodai oleh orang-orang sekitarnya. Pak Mantan ini pintar memenangkan hati dan pikiran rakyat pada saat itu.
Sekarang sudah berbeda, gerakan Pak Mantan sudah terbaca, itu-itu saja. Merasa terzalimi, orang simpatik, orang dukung, dan berputar-putar terus di dalam poros itu sampai entahlah kapan.
Betul kan yang saya katakan?(Seword)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar