Senin, 06 Februari 2017

KENAPA SAYA SUKA AHOK

Itulah kenapa saya suka Ahok. Dia selalu terang-terangan, tidak perlu sok suci berpura-pura reliji, tapi hidup bagai banci.

Ahok tidak perlu berubah menjadi pendeta ketika ia mencalonkan diri. Sekedar berhias supaya dapat simpati. Ngomong tentang Tuhan, tapi suap sana suap sini. Akhirnya dapat cibiran, "Itu pendeta apa importir sapi?".

Ahok tidak perlu menjadi mualaf supaya dapat pujian. Jual ayat sana sini sambil betulkan sorban. Baju putih putih muka penuh jenggotan. Sambil teriak, "Pilihlah saya atas nama Tuhan !!"

Ahok bahkan berani mengkritik umat di agamanya sendiri. "Kristen itu agama konyol.." katanya suatu hari. Ia bercerita tentang pendeta yang menjanjikan surga lewat tol Cipali. Pokoknya percaya Yesus, mau buat apa aja di dunia, dosa lu pasti gua beli..

Ahok tidak perlu menutupi marahnya pada koruptor. Dia bisa memisahkan mana hidup bersih dan mana main kotor. Ia dulu tidak segan ngamuk ampe bibirnya jontor. "Pemahaman nenek lo." coretnya pada anggaran yang hampir bocor..

Itulah kenapa saya suka Ahok..
Ia tidak memanfaatkan ras-nya hanya untuk mendapatkan dana. Ia bahkan juga dibenci oleh sebagian orang di kaumnya. Yang berlindung pada pria bergamis atas nama trauma..
Ah, Tuhan itu memang Maha..

Para penjual agama semua dibuka aibnya. Ada yang dihajar ketika terus menjual namaNya dan ada pula yang ditelanjangi bulat-bulat tanpa celana.

Semoga Ahok selamat sampai ditujuan. Apa yang dikatakan sejalan dengan yang dilakukan. Otak saya bisa meledak nantinya, kalau tiba-tiba ada yang menemukan jejak ia pernah chattingan, dengan bahasa vulgar, "Gua udah gak tahaaannn... ". Seruput kopi dulu, teman..

Sumber : Denny Siregar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar