Selasa, 07 Februari 2017

PUISI UNTUK SANG MANTAN

Politik
Sang Mantan
10 tahun kita bersama
Entah kenapa tak terasa apa-apa
Semua biasa-biasa saja
Dan kita berpisah tanpa ada sedikitpun rasa
Lalu kau muncul mendadak
Aku baru tahu kau sudah punya anak
Yang kau bangga-banggakan ke semua sanak
"Lihatlah, dia akan berkuasa kelak.."
Kau dorong dia keatas
Meski ilmunya kurang tuntas
Tapi kau tak perduli
Yang penting orang melirikmu kembali
Oh mantanku..
Kau terus bersandiwara di depanku
Merasa disakiti dan prihatin selalu
Wajahmu terlihat sendu, tapi dibelakangku engkau selalu punya cara untuk mengadu
Hatimu mangkrak
Badanmu sudah terlihat bengkak
Ketika ku melihatmu di layar kaca itu
Aku kaget dan berseru, "wat de pakk !"
Sudahlah, sudahi semua drama itu
Jangan baper dan curhat melulu
Hatiku sudah tidak bisa kau sentuh
Meski kau selalu bilang
"Jika tidak bisa mencintaiku, cintailah anakku. Dia adalah cerminku..
Hanya dia bisa moshing sedangkan aku sudah terlalu berat untuk dipangku.."
Aku bosan dengan cuitmu
Sungguh..
Kau selalu begitu
Rusuh2 sendiri, baper2 sendiri, demo2 rumah sendiri, eh ngancem2 sendiri..
Kau ini sebenarnya mantanku apa Raam Punjabi ?
Ya Allah ya Tuhan YME
Aku meminta kepadaMu
Jawablah doa-doa mantanku itu
Kalau Kau diam, dia bisa terus bertanya pada bapak Presiden dan Kapolriku..
Oh, mantanku..
Ingin kuberikan kau secangkir kopi
Biar tahu bagaimana pahitnya hidup ini
Apalagi dengan pasangan galak di rumah yang selalu menanti..
"Pih, pokoknya anak kita harus menang, menang dan menang ! Kalau kalah, apa kata besan kita nanti ??"
Mau seruput, sudah habis kopinya..

Ada yang mau ngunyah cangkirnya ?

Sumber : Denny Siregar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar