Selasa, 07 Februari 2017

SBY Harus Dirujuk ke Psikiater atau Rumah Sakit Jiwa

SBY kembali membuat hoax terkait rumahnya didemo mahasiswa. Mantan staf khususnya dulu tak kalah keji, menyebut Istana yang mengirim massa untuk mendemo rumah SBY.
SBY dan kelompoknya buka sekali dua kali membuat fitnah dan hoax, atau dalam kata lebih halusnya adalah baper. Soal fitnah SBY sebelumnya sudah saya tulis di: https://seword.com/politik/setelah-memfitnah-jokowi-sby-nasehati-maruf-amien-sempurna/
Kemudian soal baper, dulu pernah ada kejadian Jokowi menyebut Indonesia masih punya hutang. Namun kemudian SBY baper dan mengklarifikasi bahwa hutang Indonesia ke IMF sudah lunas. Padahal Jokowi hanya menyebut Indonesia punya hutang, tanpa menyebut IMF.
Hal ini juga terjadi hari ini, SBY baper dan menyebut bahwa rumahnya digeruduk demonstran. Padahal, demo terjadi di jalan mega kuningan, depan lapangan Kantor Kedubes Kuwait. Yang kebetulan memang di sekitar sana ada rumah SBY.
Banyak orang yang bertanya-tanya mengapa SBY jadi seperti ini? Menebar hoax, memfitnah dan baper. Sebagai Pakar Mantan, tentu saja saya harus membantu untuk memberikan jawaban logis dan waras.
Bagi saya, kebaperan SBY sebenarnya biasa saja. Dulu juga pernah seperti itu. Sebagai Pakar Mantan saya sudah sangat hafal dengan tingkah polah SBY dalam mencari-cari perhatian publik. Tapi melihat reaksi SBY beberapa bulan terakhir sudah sangat memprihatinkan, saya lihat sepertinya memang ada yang salah dengan SBY. Berupa ketakutan-ketakutan yang menghantui, halusinasi, kemudian dibenarkan dibantah sendiri.
Sebelumnya SBY merasa disadap, lalu ketakutan dan bertanya pada Jokowi mengapa dirinya disadap. Padahal tidak ada yang mengatakan SBY disadap. Dalam persidangan hanya sempat disinggung bahwa ada percakapan antara Maruf Amien dan SBY. Kuasa hukum Ahok mengatakan ada buktinya. Tapi kemudian SBY merasa telah disadap, padahal buktinya tidak harus hasil sadapan. Jadi, itu hanya kesimpulannya sendiri, yang kemudian dibantah sendiri. Fitnah yang diklarifikasi.
Berikan SBY bantuan kejiwaan
Pada umumnya, orang takut karena salah. Kalau tidak salah, mengapa harus takut? Contohnya ya seperti Jokowi yang saat masih jadi Gubernur Jakarta, menanggapi adanya alat-alat sadapan yang terpasang di rumahnya, beliau menanggapi santai. Biarkan saja, toh yang dibicarakan hanya keseharian. Begitu juga dengan Bu Iriana, malah bertanya memangnya kenapa kalau disadap? Haha
Bandingkan dengan SBY, orang baru mengatakan ada bukti pembicaraan Maruf Amien dan SBY, dia langsung merasa telah disadap. Menyimpulkan sendiri. Dan langsung konpres dan menuntut hak kebebasan. Bertanya pada pemerintah kenapa dirinya disadap, dan seterusnya.
Ketakutan-ketakutan SBY ini menurut saya harus ditindak lanjuti oleh pemerintah. Anteknya, Andi Arif, juga harus ditindak karena telah memfitnah istana menggerakkan massa untuk demo ke rumah SBY. Double fitnah, sebab mereka tidak mendemo rumah SBY.
Sikap-sikap SBY beberapa bulan terakhir sudah menunjukkan ada goncangan bathin luar biasa. Seperti tanda-tanda akan segera gila. Sebagai Mantan Presiden Indonesia, kiranya pemerintah dapat memberikan bantuan untuk mengantisipasi SBY dari sakit jiwa. Bisa dengan memberikan Kartu Indonesia Waras atau cukup mengirimi psikiater khusus untuk SBY.
Negara baik-baik saja, SBY gambarkan seolah sedang buruk-buruknya karena hoax. Maruf Amien tidak punya twitter, tapi SBY ngetwit ke Maruf Amien. Sekarang ada orang demo di jalan mega kuningan, SBY menyebut rumahnya digeruduk ratusan massa.
Sungguh saya tidak sedang memojokkan SBY atau ingin menjelek-jelekkan, sebab SBY sejak dulu sudah sangat jelek karena baper, lebay dan curhat tidak pentingnya. Saya hanya salah satu rakyat Indonesia yang tidak ingin dunia tahu, bahwa ada mantan Presidennya yang setelah lengser jadi gila. Sebab itu akan menjadi perhatian dunia dan sangat negatif. Orang luar akan bertanya-tanya, seberapa buruk Indonesia sehingga berhasil membuat mantan Presidennya jadi gila? saya pikir ini tidak boleh terjadi, sehingga pemerintahan Jokowi harus segera mengambil langkah-langkah cepat.
Begitulah kura-kura.
Sumber : Seword.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar