Senin, 20 Februari 2017

JOKOWI ITU GILA, BUKAN GAGAH

Presiden Jokowi
Jokowi Kenakan Pakaian Adat Batak
Jokowi memang tidak punya tampang gagah, kita semua tahu.

Bahkan ketika orang Batak memberinya penghargaan dengan mengenakannya baju adat raja Batak, pun tidak menambah kegagahannya. Malah jadi lucu. Mirip Lady Gaga, kata yang tidak menyukainya. Ga perlu marah, apalagi bereaksi berlebihan. Saya yakin, Jokowi juga tidak marah kok, karena itu tidak penting baginya.

Konsep gagah pada masa nusantara ini banyak kerajaan, memang sudah bergeser jauh dengan sekarang. Kalau dulu raja itu digambarkan kekar, memegang pedang, seorang petarung yang selalu berada di depan. Yah, bayangan banyak orang, raja itu harus seperti Leonidas Raja Sparta dalam film 300.

Jika sekarang, gagah itu bukan fisik tetapi lebih kepada gabungan otak dan mental. 

Sayyid Hassan Nasrallah, orangnya agak gemuk dengan jalan yang cenderung lamban. Tapi ia orang yang kepalanya bernilai jutaan dollar US, karena memimpin Hizbullah. Ratusan ribu pasukan berani mati demi dirinya, ada di belakangnya.

Ahmadinejad, perawakannya kecil dan ketika berada di kerumunan langsung tenggelam dan tidak kelihatan. Tapi suaranya keras mengaum di podium Internasional seperti di PBB, yang memerahkan telinga Israel.

Almarhum Nelson Mandela juga perawakannya kecil dan kurus dengan tubuh agak membungkuk ketika berjalan. Tetapi namanya terukir di hati para pejuang anti apartheid di Afrika Selatan sebagai seekor singa yang siap menerkam.

Mahatma GandhiJenderal SudirmanWinston Churchill dan banyak tokoh dunia lainnya, fisiknya sama sekali tidak memenuhi persyaratan sebagai petarung di lapangan. Tetapi otak dan mentalnya menakutkan banyak lawan.

Yang berusaha gagah, seperti almarhum Ferdinand Marcos mantan Presiden Filipina yang dulu gambarnya di ruang-ruang publik harus di modifikasi dengan cerita dan gambar fisik seperti Rambo memegang senjata, nyatanya hanya seorang pengecut yang menguras hidup rakyatnya.
Jadi, ketika kita hanya berpatokan pada fisik saja, sungguh keliru besar. Yang harus menjadi patokan kegagahan adalah "apa yang ia kerjakan".
Jokowi dengan tubuhnya yang kerempeng, ketika konferensi Asia Afrika menetapkan bahwa Indonesia mengakui kemerdekaan Palestina. Ini tindakan yang sangat gagah, mengingat keberpihakan pada Palestina berarti melawan mayoritas negara barat yang lebih condong ke Israel. Bukan itu saja, ia pun dengan gagah mengutus Menlu Retno untuk melantik konsulat di Ramallah di tengah kepungan tentara Israel.

Jokowi dengan gagah menjalankan hukuman mati kepada bandar narkoba manca-negara ditengah hujatan dan tekanan negara-negara maju. Ia tidak perduli dan tidak mau kompromi. Siapapun tidak bisa menekannya.

Jokowi dengan gagah melindungi Menteri Susi menenggelamkan kapal-kapal pencuri ikan Internasional sehingga kita kembali memiliki perairan kita. Jokowi juga memerangi mafia migas, mafia pangan dan banyak mafia yang selama puluhan tahun menguasai perekonomian Indonesia.
Jadi, apakah Jokowi sama dengan Lady Gaga?

Sama sekali tidak. Ia tidak menyembunyikan kekurangannya di tengah segala kelebihannya. Bahkan ia memamerkan tubuhnya yang kerempeng ketika berpanco bersama Kaesang anaknya.

Jadi, tidak salah ketika ketua-ketua adat Batak memberinya gelar raja dan ia disambut ribuan orang yang ingin bertemu dengannya, sekedar selfi atau bersalaman, bahkan sudah puas dengan cukup melihatnya saja.
Jokowi tidak perlu berpura-pura berpakaian, berjalan dan berorasi seperti Soekarno supaya ia dianggap gagah. Keberanian Soekarno itu ada dalam jiwanya, terlihat dari keberaniannya membelokkan arah ekonomi yang dulu mengacu ke barat dan sekarang digeser ke arah poros Rusia dan China.
Jokowi itu gila... bukan gagah.

Sambil ninum kopi, saya jadi teringat perkataan seorang teman...

"Sekarang cowok yang fisiknya gagah, karena sering berada di gym, adalah pujaan para cowok juga. Cewe-cewe sekarang sukanya cowo yang cabbi.. " Katanya sambil senyum malu-malu dengan wajah yang cabbi kemerah-merahan.

Aku tersenyum melihat kegagahannya dalam usianya yang diatas 30 tahun. Ia begitu gagah menerima kesendiriannya.

Sudah malam.. Seruput dulu ahhh.

Denny Siregar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar