Minggu, 22 Januari 2017

Curhat SBY Bukti Game Is Over, Jokowi Menang

Pada 11 November 2016, 7 hari selepas aksi 411, saya memulis sebuah analisis politik dua grand master Jokowi vs Aktor Penunggang Politik.
Baca https://seword.com/politik/merangkul-dan-memukul-aktor-politik-ala-pak-de-jokowi/
Suhu atmosfir kebatinan politik saat itu tidak menguntungkan Presiden Jokowi. Tekanan politik dengan aksi massa benar benar menyulitkan posisi Jokowi. Jokowi ditekan dengan isu sebagai pelindung Ahok.
November 2016 boleh dikata, aktor penunggang politik sudah masuk kotak penalti Jokowi. Tendangan lambung terus menerus mengancam gawang Jokowi. Silap sedikit, Jokowi bisa kena kartu merah.
Untunglah Jokowi punya mental petarung sejati. Di tengah kepungan segala penjuru, Jokowi dengan cerdik membuka pertahanan gerendelnya. Jokowi membiarkan Rizieq Shihab dan kawan kawannya menjebolkan gawang Jokowi. Babak pertama skor 1 nol. Ahok ditetapkan tersangka. Rizieq Shihab senang bukan kepalang. Asanya melambung hingga ke bulan. Menyentuh langit.
Permainan rehat sebentar. Rizieq Shihab menarik mundur pasukannya. Tuntutan Ahok dijadikan tersangka sudah tercapai. Aktor politik alias penunggang kuda gelap puas tersenyum. Rizieq Shihab kipas kipas sambil tersenyum puas. Mimpinya nampaknya bakal terwujud. Jokowi lengser.
Menunggu pertandingan babak kedua, Jokowi langsung putar otak. Ada yang tidak beres. Rizieq Shihab bukanlah otak pergerakan. Ada mastermind dibelakangnya. Siapa dia? Jokowi hanya menyebut penunggang gelap saat konpers malam selepas aksi 411 usai.
Sontak pancingan Jokowi ini ditelan sang aktor. Tiba tiba SBY ayah AHY cagub yang sedang bertarung dengan Ahok buka suara. SBY baper, tudingan Jokowi ini menurutnya seolah olah menunjuk dirinya.
Perang semakin terbuka. Ultimatum GNPF MUI bakal bikin aksi lebih besar lagi bikin Jokowi geram. Tidak tanggung tanggung, Jokowi langsung lakukan konsolidasi pasukan dan konsolidasi sosial.
Konsolidasi sosial Jokowi dengan mengunjungi para ulama dan ormas Islam menjelaskan kondisi riil Indonesia meneduhkan temperatur politik. Ormas NU, Muhamadiyah dan para ulama lain tidak luput dari kunjungan silaturahmi Jokowi.
Konsolidasi pasukan Jokowi dengan mengunjungi Markas Kopassus di Cijantung, Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Mako Marinir, menunjukkan sisi batu karang Jokowi. Pesan Presiden Jokowi terang benderang bahwa negara siap melawan siapapun yang mencoba memecah belah.
Jokowi memberi pesan tegas kepada aktor aktor politik yang menunggangi aksi demo 4 11 untuk tidak main main lagi. Jokowi tidak gentar dan bergeming dengan ancaman berapapun jumlah massa yang hendak diturunkan untuk merongrong negara.
Tibalah pertandingan babak kedua. Aksi 212 dirancang untuk menjatuhkan Jokowi. Jumlah massa dimobilisasi 4 kali lipat dari aksi 411. Tekanan semakin memuncak. Saat itu jantung publik berdegub kencang. Kasak kusuk Jokowi akan jatuh berseliweran di grup WA. Rakyat menanti harap harap takut.
Saat subuh menjelang aksi 212, sebelas aktivis diciduk. Mereka ditangkap dengan tuduhan makar. Bak kena samber geledek, publik tersengat. Apa yang terjadi? Padahal, Jenderal Tito dan Jokowi sudah tahu rancangan jahat penunggang di atas kuda ini sejak jauh jauh hari. Cuma Tito tidak buru buru menangkap karena bisa back fire jika menciduk mereka jauh sebelum aksi 212.
Jam sholat Jumat 212 semakin dekat. Jokowi memutuskan masuk kotak penalti lawan meski Kabin, Menkopolhukam dan Panglima TNI melaporkan situasi yang membahayakan keselamatan presiden. Bak Lionel Messi mengecoh pemain tengah dan bek lawan, Jokowi masuk kotak penalti lawannya. Panggung aksi 212 ujungnya dikuasai Jokowi. Rizieq melongo. Rizieq terkejut aksi solo run Jokowi masuk ke kotak penalti Rizieq Shihab benar benar menjungkir balikkan keadaan. Skor berubah 1 : 1.
Pertandingan masih punya waktu. Sisa waktu babak kedua ini, giliran Rizieq Shihab yang dibombardir. Ujungnya Rizieq offside dan kena kartu kuning. Beberapa kali bahkan gol bunuh diri.
Ucapan caci maki sembrononya saat memberi khotbah didengar penonton. Ujungnya PMKRI melaporkan Rizieq Shihab karena menista agama Kristen. Sukmawati Soekarno Putri jauh sebelumnya juga telah melaporkan Rizieq karena diduga menista Proklamator Bung Karno dan Pancasila.
Kemudian, LSM Solmed melaporkan Rizieq soal tuduhan palu arit di uang kertas baru. Akhirnya Rizieq ditetapkan sebagai tersangka. Rizieq mencoba melawan dengan mengerahkan massa. Blunder terjadi.
Alih alih ingin melihat polisi ketakutan, yang terjadi malah Rizieq dilumat bulat bulat oleh Kapolda Jabar dan Kapolda Metro Jaya. Rizieq sendirian. Ia tidak punya genk lagi untuk membelanya. Sebelas teman sekutunya telah dicokok tak berkutik. Ratna Sarumpaet cs yang tadinya bagai terompet pecah membela Rizieq, kini bak burung pipit dipotong paruhnya. Diam tiarap.
Setelah dipastikan Rizieq masuk kotak, giliran co driver putra mahkota AHY yang diperiksa. Mpok Sylvi cawagub AHY dibongkar kebusukannya saat menjabat Walikota Jakpus dan Bansos Pramuka.
Sejatinya, polisi sudah lama menerima pengaduan dugaan korupsi Mpok Sylvi ini. Namun telegram Kapolri soal penangguhan pemeriksaan semua kandidat peserta Pilkada membuat Mpok Sylvi tidak diproses hukum.
Sayangnya, kasus Ahok membuat kebijakan diskresi Kapolri itu tidak berlaku lagi. Ahok dijadikan tersangka dengan melanggar telegram Kapolri itu sendiri. Dengan demikian semua kandidat bisa diperiksa di masa kampanye pilkada.
Kali ini Mpok Sylvi yang kena. Konyolnya AHY menanggapi pemeriksaan Sylvi bermuatan politis. Sementara AHY begitu kencang mendesak agar Polri menetapkan Ahok tersangka. Kubu AHY double standard. Kubu AHY mencak mencak saat Mpok Sylvi diperiksa, sementara saat kasus Ahok mereka malah menekan polisi agar segera menetapkan Ahok sebagai tersangka.
Pada titik ini, sang grand master SBY turun gunung lagi. SBY mengirim pesan nelangsa. SBY mentwit cuitan emosional tentang kondisi negara. Katanya ” Ya Allah, Tuhan YME. Negara kok jadi begini. Juru fitnah dan penyebar “hoax” merajalela dan berkuasa. Kapan rakyat dan yang lemah menang?.
Jrennggg. Eng ing eng. SBY sebagai mantan jenderal ahli strategi faham posisinya sudah terkunci. Ibarat pesawat tempur yang sudah masuk kuncian radar tidak bisa mengelak lagi. Tinggal menunggu muzizat keajaiban saja. SBY tahu detik detik kekalahan anaknya AHY dengan dimulainya pemeriksaan Mpok Sylvi. Kekalahan tinggal menghitung hari saja.
Okelah kita prediksi kontestasi pilkada DKI akan berlangsung dua putaran. Itu artinya jika sesuai prediksi Ahok Djarot dan Agus Sylvi yang masuk putaran kedua. Itu artinya jika proses hukum Mpok Sylvi masuk ke penyidikan, maka Mpok Sylvi akan ditetapkan sebagai tersangka korupsi.
Jika itu terjadi, perang terbuka bakal makin keras. Tidak tanggung tanggung, SBY bakal menggunakan semua kekuatan yang ada. Sayangnya lingkaran satelitnya telah jatuh dari orbit bumi. Rizieq Shihab sudah ditangkap dengan tuduhan 5 tuntutan.
Sebelas aktivis makar telah dibuat tidak berkutik. Lalu siapa orang orang yang bisa menahan serangan balik Jokowi? Tidak ada lagi. Ibarat pasukan tempur yang sudah digiring ke luar area, SBY tinggal merenungi situasi terburuk.
Situasi terburuk itu bukan tentang Mpok Sylvi yang kena jerat pidana korupsi. Tapi putra mahkota Ibas yang bakal diobok obok keterlibatannya dalam proyek Hambalang dan kasus SKK Migas. Nama Ibas sudah terlalu sering dinyanyikan oleh Nazaruddin dan Anas Urbaningrum.
Jika skenario apik ini benar benar terjadi, lupakan pilkada Jakarta. Pilkada Jakarta tak seru lagi. Game is over. Tendangan tanpa bayangan Jokowi akhirnya berhasil menggilas semua lawan lawannya tanpa seorangpun menyangka. Tiba tiba saja semua jatuh tergeletak tak berdaya.
Aihhh…dinginnya hujan di malam minggu ini Pak De.
Salam Perjuangan
Birgaldo Sinaga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar