Selasa, 24 Januari 2017

Hati adalah ‘Cermin Hidup’ yang Tidak Pernah Berbohong

Jadi begini, saudaraku sebangsa dan setanah air.
Seringkah kita bertanya kenapa ya banyak orang itu bisa bicara begitu kasar? Pernahkah melihat seorang yang suka marah-marah? Atau pernahkah mendengar perkataan seorang yang sangat tidak baik sehingga sering menyinggung orang lain? Kayaknya tidak ada yang baik saat dia berbicara. Semua itu bukan kebetulan. Tidak ada yang kebetulan di alam semesta ini guys.
Jawabnya sederhana saja. Sebenarnya apa yang keluar dari mulut berasal dari hati kita. Jadi masalahnya adalah hati kita. Bagaimanakah keadaan hati kita hari ini, akan sangat menentukan apa yang akan keluar dari mulut kita. Misalnya orang yang sedang jatuh cinta, biasanya akan sering nyanyi lagu-lagu cinta, membaca puisi cinta dan mungkin mendengar lagu cinta. Bener gak??
Mulut kita ini hanya tampak luarnya saja, yang sejatinya mengeluarkan kata-kata itu adalah hati kita. Mulut kita bisa berbohong, namun hati kita tidak bisa berbohong. Suatu kali ada sahabat berkata ‘dia tidak ada masalah’, namun perasaan hatinya berkata dia sedang ada apa-apa. Lalu kamipun bercerita dan akhirnya dia menceriterakan semua persoalannya. Ternyata hati kita ini tidak bisa untuk berbohong.
Ada juga orang disekitar kita yang perkataannya selalu positif. Perkataannya membangun dan optimis. Tidak suka membicarakan orang lain. Rahasianya sudah jelas kenapa mereka seperti itu. Karena hati mereka memang sangat positif, sehingga perbendaharaan kata dari mulutnya pun otomatis positif. Jadi gampangnya, kalau mau lihat hati seorang, lihat saja perkataannya.
Rumus patennya itu adalah perkataan baik = hati baik. Perkataan sampah = hati sampah. Perkataan mulut menyenangkan = hati menyenangkan. Mulut jahat = hati jahat. Setiap hari ngomong uang = hatinya penuh uang, simple kan. Kalau mau membenahi mulut kita, gampang caranya benahilah hati kita.
Hati-hati dengan harta kita
Kenapa kita perlu waspada dengan harta kita?? Apa hubungan harta dengan hati?? Sederhana saja karena dimana harta berada disitulah hati kita sebenarnya. Kalau orang yang kaya akan sangat mudah diperkirakan. Misal, uang dan hartanya bejibun. Uangnya didompet itu tidak berseri. Namun kalau dia jarang bersedekah atau menolong orang lain. Maka dapat dipastikan demikianlah hatinya.
Berbeda cerita kalau orang kaya ini, setiap bulan selalu membesarkan anak yatim, memberi makan orang kurang mampu dan membiayai sekolah keponakannya yang sebatang kara. Hatinya tidak terpaut dengan hartanya. Malah dengan hartanya orang lain bisa tahu betapa baik hatinya. Pernah saya mendengar seorang yang berkata: ‘orang yang menolong orang lain yang kesusahan, tidak pernah menjadi miskin’.
Pertanyaanya, setiap bulan dalam penghasilan kita adakah yang kita sisihkan untuk orang lain? Kalau ada, itulah sebenarnya cerminan hati kita☺☺.
Tapi jangan mengira orang yang uangnya sedikit juga tidak bisa maruk. Malah banyak orang yang pas-pasan, sama sekali tidak mau berbagi sedikit uang dan hartanya. Kalau sendiri saja kurang, apalagi kalau dibagi dengan orang lain. Ingat hartamu disitulah hatimu. Biarpun harta kita sedikit, namun kalau kita sering bersedekah dan membantu orang lain, maka kita menjadi salah satu orang kaya didunia ini.
Karena orang yang kaya adalah orang yang memberi didalam kekurangannya, tapi orang miskin itu adalah orang yang memberi dalam kelimpahannya. Walau uangnya sedikit, bila ada orang yang perlu mendesak, dia tidak ragu memberikan semuanya. Kalau ada orang seperti ini didekat kita, sudah bisa dipastikan betapa mulianya hatinya.😊☺
Yang harus kita lakukan dengan hati kita
Hati kita harus dijaga dengan kewaspadaan.
 Hati ini adalah pusat batin kita. Setiap hari kita harus melatih apa saja yang bersentuhan dengan hati kita. Bila itu hal yang tidak baik, jangan kita ikuti, segera kita tinggalin. Namun bila sesuatu yang baik, harus kita simpan dan gunakan pada hati kita. Kita harus menganggap ini serius.
Kenapa hati kita perlu kita jaga dengan segala waspada adalah karena dari situlah terpancar kehidupan. Bagaimana hati kita hari ini teman, begitu juga hidup kita. Bila hati kita damai, damai ini akan menjadi hidup kita. Bila hati kita senang berbunga-bunga, maka hidup yang kita jalani adalah hidup yang penuh kegembiraan. Pembaca seword mau memilih hidup yang baik dan tenang?? Caranya sederhana, perhatikan saja hati kita hari demi hari.
Waspada terhadap hati adalah sangat penting. Kita waspada terhadap apa saja yang akan masuk kehati kita. Kita harus tegas. Bila banyak hal negatif yang berseliweran ditengah kita, segera lari dari tempat itu. Ataupun ada orang yang setiap hari hanya mencurahkan sampah hati dan pikirannya pada kita. Mulai hari ini katakan, aku akan mengurangi jadwal mendengar sampahnya dia. Emangnya aku tong sampah.
Kita malah harus maruk terhadap hal yang positif. Kita ambil semua itu. Misal perkataan motivasi, kotbah atau ceramah, lagu-lagu rohani kita telan semua itu. Sehingga susunan hati kita PASTI sesuatu yang positif. Walau orang berkata negatif, JUSTRU kita akan mengeluarkan bau positif dari mulut kita. Asik kan jadi orang seperti ini, mau??
Semoga orang disekitar kita bisa melihat betapa mulianya hati kita melalui perkataan dan harta yang kita sumbangkan. Dengan ini membuat hidup kita menjadi sangat bermakna dan berguna praktis bagi banyak orang. Kalau tidak percaya, silahkan saja dicoba. Ingamat jagalah hati kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar